Daftar isi [ Tampil ]
Sejarah Pancasila - Pancasila merupakan ideologi bagi bangsa Indonesia. 5 Dasar Negara
Indonesia ini telah ditetapkan pada sidang BPUPKI serta Piagam Jakarta.
Kemudian, Pancasila secara resmi disahkan pada sidang PPKI pada tanggal 1
Juni 1945. Sejak saat itu, tanggal 1 Juni 1945 diperingati sebagai hari
lahirnya Pancasila.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang mempersatukan bangsa Indonesia dicengkeram oleh Burung Garuda. Rakyat Indonesia memang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, budaya, bahasa, dan keragaman yang berbeda-beda. Adanya semboyan ini membuat bangsa Indonesia yang beragam menjadi bersatu padu untuk menjunjung tinggi Indonesia.
Sebenarnya, istilah Bhineka Tunggal Ika sendiri berasal dari Kitab Negarakertagama yang merupakan kitab karangan Empu Prapanca pada masa Kerajaan Majapahit. Pada salah satu kalimat dalam kitab tersebut berbunyi Bhineka Tunggal Ika, Tanhana Dharma Mangrwa. Dari sinilah asal kata Bhineka Tunggal Ika muncul untuk menjadi Semboyan Bangsa Indonesia.
Sedangkan nama Pancasila yang dicetuskan oleh Soekarno sebenarnya berada dalam kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular. Kitab tersebut berisi sejarah kerajaan Singasari dan Majapahit yang merupakan kerajaan bersaudara. Terdapat istilah Pancasila yang muncul dalam kata Pancasila Karma.
Istilah Pancasila Karma dalam kitab tersebut mempunyai 5 Larangan Dasar, yaitu:
Selain itu juga terdapat 5 aturan dasar dalam Pancasila Krama, yaitu:
Kemudian, istilah Pancasila pun diambil sebagai istilah penyebutan dasar negara Indonesia yang memiliki jumlah Lima.
Pancasila kini dikenal oleh setiap warga negara Indonesia sejak kelahirannya pada tanggal 1 Juni 1945. Sejarah Pancasila ini dimulai dari janji kemerdekaan untuk Indonesia yang dinyatakan oleh Perdana Menteri Jepang. Perdana Menteri Jepang saat itu bernama Kuniaki Koiso. Pemerintah Jepang pun membentuk BPUPKI sebagai badan yang merencanakan kemerdekaan Indonesia.
Sidang pertama BPUPKI dilakukan pada tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Sidang tersebut dilakukan untuk merumuskan falsafah atau dasar negara Indonesia. Setidaknya, sidang dilakukan selama 4 hari yang diikuti oleh 30 pembicara. Penelitian yang paling akhir menunjukkan bahwa Ir Soekarno lah yang merupakan Perumus Pancasila. Namun ia tidak sendirian. Perumusan juga dilakukan oleh Mohammad Hatta, Soepomo, serta Muhammad Yamin.
Pancasila sendiri lahir dengan proses yang cukup panjang. Keempat perumusnya melakukan pendapatnya dalam bentuk yang berbeda-beda dan dalam hari yang berbeda-beda pula. Pada tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengemukakan asas bagi negara Indonesia terdiri dari Kebangsaan, Kemanusiaan, Ketuhanan, Kerakyatan, serta Kesejahteraan Rakyat.
Kemudian, Bung Hatta bersama Panitia 5 juga mengiyakan bahwa apa yang disampaikan oleh Muhammad Yamin tidak bisa diterima. Hingga akhirnya, pada hari keempat Sidang pun Soekarno mengusulkan 5 asas negara. 5 Asas negara tersebut adalah Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau peri kemanusiaan, Persatuan kesatuan, Kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang Maha Esa.
Apa yang dicetuskan oleh Soekarno tersebut kemudian ia namakan dengan Pancasila atau 5 sila. Menariknya, apa yang disampaikan oleh Soekarno pun mendapatkan tanggapan yang luar biasa dari peserta sidang yang datang. Maka, hari dimana Soekarno menyampaikan gagasannya yaitu pada tanggal 1 Juni 1945 hingga sekarang ini dikenal sebagai Hari Lahirnya Pancasila.
Istilah Pancasila sesuai apa yang telah disampaikan oleh Ir Soekarno berasal dari Bahasa Sansekerta. Terdapat dua kata yang menyertainya yaitu Panca dan Sila. Panca dalam bahasa sansekerta memiliki arti Lima dan sila memiliki arti asas atau prinsip. Dengan demikian, Pancasila yang disampaikan oleh Soekarno mengandung arti 5 prinsip atau 5 asas kehidupan berbangsa Indonesia.
5 sila yang tercantum dalam Pancasila kemudian diurutkan menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Khidmat Kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan terakhir adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Teks pancasila ini juga tercantum dalam UUD Negara Indonesia tahun 1945. Pancasila terletak pada paragraf keempat . Beberaa perubahan dan urutan sila terjadi sebeum akhirnya Pancasila secara resmi disahkan sebagai dasar Negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus tahun 1945. Secara lebih lengkap berikut sejarah perumusan Pancasila dari berbagai tokoh.
Pengesahan Pancasila sebagai dasar negara tidak terjadi secara serta merta. Ini memerlukan proses yang cukup panjang untuk merumuskan naskah Pancasila. Naskah Pancasila memang dibentuk pada sidang BPUPKI yang merupakan Badan Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dibuat atas persetujuan dari Jepang.
Berikut beberapa rumusan Pancasila hingga akhirnya terbentuk secara sah sebagai dasar negara Indonesia.
Pada akhirnya, semua rumusan tersebut ditampung dan dipelajari oleh Panitia Sembilan. Panitia Sembilan menerima usulan dari ketiga tokoh perumus Pancasila untuk kemudian dibicarakan lebih lanjut. Pada akhirnya, dibentuklah sebuah panitia kecil bernama Panitia Sembilan yang memiliki tugas untuk merumuskan naskah Pancasila.
Panitia Sembilan yang diketuai oleh Soekarno dan wakil Mohammad Hatta dan beranggotakan Achmad Soebarjo, Mohammad Yamin, H. Agus Salim, Abdoel Kahar Moezakir, Wachid Hasyim, Abikoesnoe Tjokrosoejoso, dan Alexander Andries Maramis kemudian berhasil merumuskan naskah Pancasila.
Naskah Pancasila tersebut berbunyi.
Rumusan Pancasila yang sudah terbentuk tersebut kemudian termaktub dalam Piagam Jakarta. Setelah perumusan pancasila selesai dilakukan, BPUPKI pun mengadakan sidang lagi dengan membahas hasil kerja dari Panitia Sembilan. Akhirnya, kesepakatan dasar negara yaitu Pancasila telah ditetapkan dan ini tercantum dalam Piagam Jakarta.
Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1945 usai upacara proklamasi kemerdekaan, ada beberapa utusan dari Indonesia bagian timur. Mereka adalah Sam Ratulangi dari Sulawesi, Hamidhan dari Kalimantan, I ketut Pudja dari Nusa Tenggara, serta Latuhurrary dari Maluku. Mereka sangat berperan penting dalam memberikan usul dari kalimat pertama pancasila menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Usul tersebut pun disetujui dan kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI pun mengesahkan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia terus dijunjung tinggi oleh segenap warga Indonesia untuk terus mempersatukan negara. Namun, kemudian muncullah sebuah Gerakan yang ingin mengubah Unsur Pancasila menjadi Unsur Komunis. Gerakan ini dikenal dengan gerakan 30 September yang terjadi pada tanggal 30 September 1965.
Pada masa itu, gugurlah enam Jendral Indonesia dan beberapa orang lain yang dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun, upaya kudeta tersebut berhasil digagalkan karena kesadaran bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan Pancasila. Maka, pada tanggal 30 September diperingati sebagai hari Peringatan G30SPKI dan tanggal 1 Oktober di hari Selanjutnya diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Pancasila secara lebih mantap dilambangkan dalam sebuah Burung Garuda yang begitu Gagah. Elang Jawa ini menjadi simbol yang sangat kokoh untuk mengusung nilai-nilai pancasila.
1. Burung Garuda
Burung Garuda yang dipilih melambangkan sebuah kekuatan yang besar.
2. Warna emas pada burung Garuda
Warna emas pada burung Garuda memiliki arti kejayaan.
3. Perisai
Perisai yang berada di bagian tengah memiliki arti pertahanan bangsa Indonesia.
4. Simbol-simbol dalam perisai
a. Bintang
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan simbol Bintang
b. Rantai Emas
Rantai emas melambangkan sila kedua yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
c. Pohon Beringin
Pohon Beringin melambangkan sila ketiga yakni Persatuan Indonesia.
d. Kepala Banteng
Kepala Banteng melambangkan sila keempat yakni Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan perwakilan.
e. Padi dan kapas
Padi dan kapas melambangkan sila kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Masing-masing simbol tentu memiliki arti tersendiri sesuai dengan sila yang diusungnya.
5. Warna merah putih
Warna merah putih yang melintang melambangkan bendera Nasional negara Indonesia. Warna merah melambangkan sebuah keberanian dan warna putih melambangkan kesucian.
6. Garis hitam tebal
Dalam lambang Garuda Pancasila terdapat garis yang melintang tebal. Garis yang melintang tebal tersebut melambangkan wilayah Indonesia yang dilewati oleh Garis Khatulistiwa.
7. Jumlah bulu burung Garuda melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia
a. Pada masing-masing sayap Garuda berjumlah 17 yang melambangkan tanggal 17 atau hari ke 17
b. Pada ekor berjumlah 8 bulu yang melambangkan bulan ke delapan yaitu bulan Agustus
c. Di bawah perisai pangkal ekor berjumlah 19 dan di leher berjumlah 45 yang melambangkan tahun kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu tahun 1945
8. Pita
Pita yang terdapat pada cengkeraman burung Garuda memiliki tulisan “ Bhineka Tunggal Ika” yang hingga sekarang dikenal sebagai semboyan bangsa Indonesia. Bhineka Tunggal Ika memiliki arti “Berbeda-beda tetapi satu jua”
Demikianlah sejarah Pancasila lengkap mulai dari awal perumusan, pengesahan, hingga sejarah Hari Lahirnya Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila. Pada tanggal 1 Juni 2016 lalu, Presiden RI bahkan telah mengesahkan tanggal 1 Juni sebagai hari libur Nasional berdasarkan keputusan presiden nomor 24 tahun 2016.
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang harus dijunjung tinggi keberadaannya. Tidak hanya dijunjung tinggi, sebagai warga negara juga wajib dan harus mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Asal Istilah Semboyan Bhineka Tunggal Ika
Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang mempersatukan bangsa Indonesia dicengkeram oleh Burung Garuda. Rakyat Indonesia memang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, budaya, bahasa, dan keragaman yang berbeda-beda. Adanya semboyan ini membuat bangsa Indonesia yang beragam menjadi bersatu padu untuk menjunjung tinggi Indonesia.
Sebenarnya, istilah Bhineka Tunggal Ika sendiri berasal dari Kitab Negarakertagama yang merupakan kitab karangan Empu Prapanca pada masa Kerajaan Majapahit. Pada salah satu kalimat dalam kitab tersebut berbunyi Bhineka Tunggal Ika, Tanhana Dharma Mangrwa. Dari sinilah asal kata Bhineka Tunggal Ika muncul untuk menjadi Semboyan Bangsa Indonesia.
via jurnalponsel |
Awal munculnya Pancasila
Sedangkan nama Pancasila yang dicetuskan oleh Soekarno sebenarnya berada dalam kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular. Kitab tersebut berisi sejarah kerajaan Singasari dan Majapahit yang merupakan kerajaan bersaudara. Terdapat istilah Pancasila yang muncul dalam kata Pancasila Karma.
Istilah Pancasila Karma dalam kitab tersebut mempunyai 5 Larangan Dasar, yaitu:
- Tidak Boleh melakukan tindakan kekerasan
- Tidak Boleh mencuri
- Tidak Boleh berbohong
- Tidak Boleh berjiwa Dengki
- Tidak Boleh minum miras
Selain itu juga terdapat 5 aturan dasar dalam Pancasila Krama, yaitu:
- Berpegang Teguh Pada Tuhan Yang Maha Esa
- Memiliki Sikap Berperikemanusiaan
- Bersatu
- Bijaksana dalam Permusyawaratan Perwakilan
- Adil Terhadap Semua Golongan Manusia
Kemudian, istilah Pancasila pun diambil sebagai istilah penyebutan dasar negara Indonesia yang memiliki jumlah Lima.
via jurnalponsel |
Sejarah Lahirnya Pancasila
Pancasila kini dikenal oleh setiap warga negara Indonesia sejak kelahirannya pada tanggal 1 Juni 1945. Sejarah Pancasila ini dimulai dari janji kemerdekaan untuk Indonesia yang dinyatakan oleh Perdana Menteri Jepang. Perdana Menteri Jepang saat itu bernama Kuniaki Koiso. Pemerintah Jepang pun membentuk BPUPKI sebagai badan yang merencanakan kemerdekaan Indonesia.
Sidang pertama BPUPKI dilakukan pada tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Sidang tersebut dilakukan untuk merumuskan falsafah atau dasar negara Indonesia. Setidaknya, sidang dilakukan selama 4 hari yang diikuti oleh 30 pembicara. Penelitian yang paling akhir menunjukkan bahwa Ir Soekarno lah yang merupakan Perumus Pancasila. Namun ia tidak sendirian. Perumusan juga dilakukan oleh Mohammad Hatta, Soepomo, serta Muhammad Yamin.
Pancasila sendiri lahir dengan proses yang cukup panjang. Keempat perumusnya melakukan pendapatnya dalam bentuk yang berbeda-beda dan dalam hari yang berbeda-beda pula. Pada tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengemukakan asas bagi negara Indonesia terdiri dari Kebangsaan, Kemanusiaan, Ketuhanan, Kerakyatan, serta Kesejahteraan Rakyat.
Kemudian, Bung Hatta bersama Panitia 5 juga mengiyakan bahwa apa yang disampaikan oleh Muhammad Yamin tidak bisa diterima. Hingga akhirnya, pada hari keempat Sidang pun Soekarno mengusulkan 5 asas negara. 5 Asas negara tersebut adalah Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau peri kemanusiaan, Persatuan kesatuan, Kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang Maha Esa.
Apa yang dicetuskan oleh Soekarno tersebut kemudian ia namakan dengan Pancasila atau 5 sila. Menariknya, apa yang disampaikan oleh Soekarno pun mendapatkan tanggapan yang luar biasa dari peserta sidang yang datang. Maka, hari dimana Soekarno menyampaikan gagasannya yaitu pada tanggal 1 Juni 1945 hingga sekarang ini dikenal sebagai Hari Lahirnya Pancasila.
Istilah Pancasila sesuai apa yang telah disampaikan oleh Ir Soekarno berasal dari Bahasa Sansekerta. Terdapat dua kata yang menyertainya yaitu Panca dan Sila. Panca dalam bahasa sansekerta memiliki arti Lima dan sila memiliki arti asas atau prinsip. Dengan demikian, Pancasila yang disampaikan oleh Soekarno mengandung arti 5 prinsip atau 5 asas kehidupan berbangsa Indonesia.
5 sila yang tercantum dalam Pancasila kemudian diurutkan menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Khidmat Kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan terakhir adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Teks pancasila ini juga tercantum dalam UUD Negara Indonesia tahun 1945. Pancasila terletak pada paragraf keempat . Beberaa perubahan dan urutan sila terjadi sebeum akhirnya Pancasila secara resmi disahkan sebagai dasar Negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus tahun 1945. Secara lebih lengkap berikut sejarah perumusan Pancasila dari berbagai tokoh.
Sejarah Perumusan Pancasila
Pengesahan Pancasila sebagai dasar negara tidak terjadi secara serta merta. Ini memerlukan proses yang cukup panjang untuk merumuskan naskah Pancasila. Naskah Pancasila memang dibentuk pada sidang BPUPKI yang merupakan Badan Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dibuat atas persetujuan dari Jepang.
Berikut beberapa rumusan Pancasila hingga akhirnya terbentuk secara sah sebagai dasar negara Indonesia.
1. Rumusan Mohammad Yamin
Mohammad Yamin dalam sidang BPUPKI seperti yang telah disebutkan di atas menyampaikan dasar negara. Pidato dan gagasannya mengusulkan 5 dasar negara dituliskan dalam sebuah naskah. Kelima usulan dari Mohammad Yamin adalah sebagai berikut.- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kebangsaan dan Persatuan
- Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
- Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
- Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
2. Rumusan Soepomo
Rumusan dari Mr Soepomo disampaikan pada tanggal 31 Mei 1945 saat sidang BPUPKI berlangsung. Kelima rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Soepomo antara lain adalah.- Paham Persatuan
- Perhubungan Negara dan Agama
- Sistem Badan Permusyawaratan
- Sosialisasi Negara
- Hubungan antar Bangas yang Bersifat Asia Timur Raya
3. Rumusan Soekarno
Rumusan terakhir dilakukan oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Rumusan yang dilakukan oleh Soekarno ini terdengar lebih menarik. Hal ini dikarenakan Soekarno membawa nama Pancasila yang ia ambil dari Bahasa Sansekerta. Rumusan dasar negara menurut Soekarno adalah- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme dan Perikemanusiaan
- Mufakat serta Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan yang berkebudayaan
Pada akhirnya, semua rumusan tersebut ditampung dan dipelajari oleh Panitia Sembilan. Panitia Sembilan menerima usulan dari ketiga tokoh perumus Pancasila untuk kemudian dibicarakan lebih lanjut. Pada akhirnya, dibentuklah sebuah panitia kecil bernama Panitia Sembilan yang memiliki tugas untuk merumuskan naskah Pancasila.
Panitia Sembilan dan Piagam Jakarta
Panitia Sembilan yang diketuai oleh Soekarno dan wakil Mohammad Hatta dan beranggotakan Achmad Soebarjo, Mohammad Yamin, H. Agus Salim, Abdoel Kahar Moezakir, Wachid Hasyim, Abikoesnoe Tjokrosoejoso, dan Alexander Andries Maramis kemudian berhasil merumuskan naskah Pancasila.
Naskah Pancasila tersebut berbunyi.
- Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya
- Kemanusiaan yang adil dan beradap
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
- Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila yang sudah terbentuk tersebut kemudian termaktub dalam Piagam Jakarta. Setelah perumusan pancasila selesai dilakukan, BPUPKI pun mengadakan sidang lagi dengan membahas hasil kerja dari Panitia Sembilan. Akhirnya, kesepakatan dasar negara yaitu Pancasila telah ditetapkan dan ini tercantum dalam Piagam Jakarta.
Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1945 usai upacara proklamasi kemerdekaan, ada beberapa utusan dari Indonesia bagian timur. Mereka adalah Sam Ratulangi dari Sulawesi, Hamidhan dari Kalimantan, I ketut Pudja dari Nusa Tenggara, serta Latuhurrary dari Maluku. Mereka sangat berperan penting dalam memberikan usul dari kalimat pertama pancasila menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Usul tersebut pun disetujui dan kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI pun mengesahkan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia.
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia terus dijunjung tinggi oleh segenap warga Indonesia untuk terus mempersatukan negara. Namun, kemudian muncullah sebuah Gerakan yang ingin mengubah Unsur Pancasila menjadi Unsur Komunis. Gerakan ini dikenal dengan gerakan 30 September yang terjadi pada tanggal 30 September 1965.
Pada masa itu, gugurlah enam Jendral Indonesia dan beberapa orang lain yang dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun, upaya kudeta tersebut berhasil digagalkan karena kesadaran bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan Pancasila. Maka, pada tanggal 30 September diperingati sebagai hari Peringatan G30SPKI dan tanggal 1 Oktober di hari Selanjutnya diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Makna Lambang Garuda Pancasila
Pancasila secara lebih mantap dilambangkan dalam sebuah Burung Garuda yang begitu Gagah. Elang Jawa ini menjadi simbol yang sangat kokoh untuk mengusung nilai-nilai pancasila.
1. Burung Garuda
Burung Garuda yang dipilih melambangkan sebuah kekuatan yang besar.
2. Warna emas pada burung Garuda
Warna emas pada burung Garuda memiliki arti kejayaan.
3. Perisai
Perisai yang berada di bagian tengah memiliki arti pertahanan bangsa Indonesia.
4. Simbol-simbol dalam perisai
a. Bintang
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan simbol Bintang
b. Rantai Emas
Rantai emas melambangkan sila kedua yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
c. Pohon Beringin
Pohon Beringin melambangkan sila ketiga yakni Persatuan Indonesia.
d. Kepala Banteng
Kepala Banteng melambangkan sila keempat yakni Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan perwakilan.
e. Padi dan kapas
Padi dan kapas melambangkan sila kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Masing-masing simbol tentu memiliki arti tersendiri sesuai dengan sila yang diusungnya.
5. Warna merah putih
Warna merah putih yang melintang melambangkan bendera Nasional negara Indonesia. Warna merah melambangkan sebuah keberanian dan warna putih melambangkan kesucian.
6. Garis hitam tebal
Dalam lambang Garuda Pancasila terdapat garis yang melintang tebal. Garis yang melintang tebal tersebut melambangkan wilayah Indonesia yang dilewati oleh Garis Khatulistiwa.
7. Jumlah bulu burung Garuda melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia
a. Pada masing-masing sayap Garuda berjumlah 17 yang melambangkan tanggal 17 atau hari ke 17
b. Pada ekor berjumlah 8 bulu yang melambangkan bulan ke delapan yaitu bulan Agustus
c. Di bawah perisai pangkal ekor berjumlah 19 dan di leher berjumlah 45 yang melambangkan tahun kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu tahun 1945
8. Pita
Pita yang terdapat pada cengkeraman burung Garuda memiliki tulisan “ Bhineka Tunggal Ika” yang hingga sekarang dikenal sebagai semboyan bangsa Indonesia. Bhineka Tunggal Ika memiliki arti “Berbeda-beda tetapi satu jua”
Demikianlah sejarah Pancasila lengkap mulai dari awal perumusan, pengesahan, hingga sejarah Hari Lahirnya Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila. Pada tanggal 1 Juni 2016 lalu, Presiden RI bahkan telah mengesahkan tanggal 1 Juni sebagai hari libur Nasional berdasarkan keputusan presiden nomor 24 tahun 2016.
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang harus dijunjung tinggi keberadaannya. Tidak hanya dijunjung tinggi, sebagai warga negara juga wajib dan harus mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Post a Comment
Post a Comment