Daftar isi [ Tampil ]
Perjanjian Saragosa
Indonesia merupakan bangsa yang kekayaan alamnya menjadi incaran bangsa-bangsa lain di dunia. Sejarah penjajahan bangsa ini tidak terlepas dari keinginan bangsa lain untuk menguasai hasil bumi Indonesia. Keserakahan inilah yang pada akhirnya menjadi pemicu peperangan antar bangsa dalam memperebutkan wilayah kekuasaan di Indonesia termasuk asal-usul munculnya Perjanjian Saragosa. Bagaimana sejarah munculnya perjanjian ini, mari kita lihat uraian di bawah ini.
Sejarah dan Latar Belakang Perjanjian Saragosa
Bangsa Portugis melakukan pelayaran untuk menjelajahi dunia hingga akhirnya
tiba di daerah Ternate Maluku pada tahun 1512 M. Kedatangan Bangsa Portugis
ini pada awalnya diterima dengan cukup baik oleh Raja Ternate masa itu.
Pada saat kedatangan Bangsa Portugis, peperangan antar kerajaan sedang
terjadi yaitu antara Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore.
Raja Ternate meminta bantuan pada Bangsa Portugis untuk membangun benteng
perlindungan dari serangan Kerajaan Tidore. Bangsa Portugis akan
mendapatkan imbalan berupa hak monopoli perdagangan di Kerajaan Ternate.
Akan tetapi, keserakahan Bangsa Portugis memonopoli perdagangan dan
menguasai wilayah menyulut terjadinya gesekan antara portugis dan rakyat
Maluku. Puncaknya, raja ternate yaitu Sultan Hairun dibunuh dengan licik.
Bangsa Spanyol yang juga melakukan ekspedisi penjelajahan dunia dengan
mengambil rute yang berbeda, tiba di Maluku pada tahun 1521 M. Konflik
perebutan wilayah dan kekuasaan tidak hanya terjadi antara rakyat Maluku
dan Bangsa Portugis, namun lebih kepada Bangsa Portugis dan bangsa spanyol.
Mereka sama-sama memiliki keinginan untuk menguasai bumi Maluku beserta
seluruh kekayaan alam dan rempah-rempahnya. Pertikaian inilah yang kemudian
menjadi sejarah munculnya Perjanjian Saragosa.
Melihat permusuhan antara Bangsa Portugis dan Bangsa Spanyol, Paus
memprakarsai untuk diadakannya perjanjian antara kedua belah pihak demi
mengurangi kemungkinan terjadi peperangan dan pertikaian yang
berkepanjangan. Kedua Negara ini saling mengklaim kepemilikan pulau-pulau
di yang ada di daerah Samudra Pasifik.
Waktu dan Tempat Perjanjian Saragosa
Perjanjian antara kedua belak pihak ini diadakan di Kota Saragosa Spanyol
pada tanggal 22 April 1529. Oleh karena itu disebut sebagai Perjanjian
Saragosa. Perjanjian ini membahas mengenai pembagian wilayah jajahan antara
Portugis dan Spanyol.
Dihadiri oleh wakil dari kedua negara, perjanjian ini dilakukan dengan cukup aman dan terkendali. Bangsa spanyol diwakili dan ditandatangani oleh Kaisar Charles sedangkan Bangsa Portugis diwakili dan ditandatangani oleh Raja John III.
Tokoh Perjanjian Saragosa
Dihadiri oleh wakil dari kedua negara, perjanjian ini dilakukan dengan cukup aman dan terkendali. Bangsa spanyol diwakili dan ditandatangani oleh Kaisar Charles sedangkan Bangsa Portugis diwakili dan ditandatangani oleh Raja John III.
Tujuan Perjanjian Saragosa
Perjanjian ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan antara Spanyol dan
Portugis dalam perebutan daerah kekuasaan. Seperti sebelumnya yang juga
pernah terjadi, spanyol dan portugis tidak hanya sekali ini berseteru dalam
berebut daerah jajahan. Di masa lampau, kedua negara ini melakukan
ekspedisi perdagangan yang juga saling bersinggungan hingga menjadi sebab
munculnya perjanjian tordesillas.
Perjanjian ini bisa dikatakan sebagai lanjutan atau pembaharuan dari
Perjanjian Tordesillas yaitu perjanjian yang berisi tentang pembagian
wilayah jajahan di luar benua eropa menjadi dua wilayah monopoli ekslusive
oleh spanyol dan Portugal. Perjanjian ini dibuat pada tahun 1494 yang
secara singkat berisi bahwa spanyol akan menguasai bumi bagian barat dan
portugis akan menguasai bumi bagian timur.
Isi Perjanjian Saragosa
Perjanjian Saragosa berisi dua hal utama yaitu
- Pedagang Portugis akan menguasai daerah Maluku sampai ke Tanjung Harapan dan akan memonopoli perdagangan di daerah tersebut.
- Bangsa Spanyol harus keluar dari Maluku dan memusatkan perdagangan di wilayah Filipina.
Dampak Perjanjian Saragosa
Perjanjian Saragosa memiliki dampak yang cukup signifikan bagi kedua bangsa
yang sedang berseteru ini, yaitu
1. Pemikiran bahwa bumi itu bulat
Baik Bangsa Portugis ataupun bangsa spanyol saling menuduh bahwa salah satu
dari mereka telah melanggar perjanjian Tordesillas yang telah dibuat
sebelumnya, karena mereka tiba pada wilayah yang sama dan saling mengklaim
sebagai pemiliknya. Hal ini kemudian menjadi satu dasar pemikiran
bahwasanya ekspedisi yang dilakukan oleh kedua Negara tersebut bermula dari
titik yang sama dan bertemu di satu titik yang sama pula. Inilah awal
munculnya pemikiran bahwa sebenarnya bumi merupakan satu bidang yang bulat,
bukan datar seperti yang selama ini dipercaya.
2. Maluku Semakin Terkenal
Kedatangan kedua bangsa yaitu spanyol dan portugis, juga kenyataan bahwa
keduanya saling bertikai memperebutkan wilayah kekuasaan dan hak monopoli,
memberikan kesan bahwa Maluku merupakan satu daerah yang cukup berarti
untuk diperebutkan. Banyak yang kemudian mulai mempertanyakan harta
tersimpan apakah yang terdapat di kepulauan Maluku tersebut. Hal inilah
yang kemudian memunculkan julukan bahwa Maluku adalah The Richest islands
Of The World.
3. Portugis Menanamkan kekuasaan di Maluku
Dengan adanya perjanjian saragosa, membuat portugis semakin berkuasa dan
memonopoli sepenuhnya terhadap perdagangan yang terjadi di Maluku.
Sedangkan Spanyol, dengan sangat terpaksa harus memindahkan kekuasaannya
dan membentuk pusat perdagangan di daerah Filipina.
Itulah sejarah singkat mengenai Perjanjian Saragosa yang perlu diketahui
dan dipelajari. Semoga bisa menambah ilmu pengetahuan kita semua.
Post a Comment
Post a Comment