Sejarah Candi Borobudur, Pendiri, Letak, Gambar & Asal Usul Berdirinya Borobudur [Lengkap]

Post a Comment
Daftar isi [ Tampil ]
Sejarah Candi Borobudur – Tahukah Anda bahwa Candi Borobudur merupakan salah satu candi Budha yang terbesar di dunia? Selain itu candi Borobudur ini juga merupakan monumen Budha terbesar di dunia, lho. Candi Borobudur terletak di kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah.
Candi Borobudur yang saat ini kita temui sudah berdiri dengan megahnya itu memiliki rentetan peristiwa yang panjang, mulai dari asal-usulnya hingga proses pemugaran. Bagaimana awal mula adanya candi Borobudur tersebut? Mari simak pembahasan mengenai bagaimana sejarah awal mula berdirinya candi Borobudur hingga penemuan kembali dan proses pemugaran candi berikut.

Letak Candi Borobudur

Letak Candi Borobudur
Letak Candi Borobudur via https://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur

Candi Borobudur terletak di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Tepatnya berada di Jalan Badrawati, Borobudur, Magelang. Lokasi ini sangat strategis dan mudah dijangkau. Jaraknya dari Semarang sekitar 100 km, dari Surakarta 86 km dan dari Jogja sekitar 40 km. Anda tidak akan kesulitan menemukan lokasi Candi Borobudur ini.

Sejarah Candi Borobudur

Sejarah Candi Borobudur
Gambar Candi Borobudur

Sejarah menyebutkan bahwa candi Borobudur dibangun pada masa dinasti Syailendra pada abad ke-8 dan telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia (world heritage) karena kemegahan dan keagungan bangunannya.
Mengenai asal-usulnya, Candi Borobudur sampai saat masih diliputi misteri dan menyebabkan banyak pertanyaan mengenai siapakah yang menjadi pendiri awalnya. Selain itu tujuan awal dari pembangunan candi ini pun masih belum diketahui. Hal inilah yang mengakibatkan munculnya dongeng tentang asal usul candi Borobudur berdasarkan versi masing-masing tokoh masyarakat.
Untuk lebih memahami secara utuh mengenai sejarah candi Borobudur, yuk simak penjelasan berikut.

Asal Usul Candi Borobudur

asal usul borobudur

Terdapat banyak sekali teori yang berusaha untuk menemukan makna dari candi Borobudur. Ada yang menyebutkan bahwa nama candi Borobudur berasal dari kata Baradan Budur. Kata Bara diambil dari bahasa Sanksekerta yang berarti kompleks biara, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti rumah atau asrama tempat para petapa (rubiah dsb). Sedangkan kata Budur secara istilah mempunyai arti atas. Apabila kedua kata tersebut digabungkan menjadi Barabudur dibaca Borobudur kemudian memiliki arti sebagai kompleks biara yang terletak di atas. Seperti yang kita ketahui, sesuai dengan arti namanya, bangunan candi Borobudur memang dengan megahnya terletak di atas bukit.
Para peneliti memperkirakan bahwa candi Borobudur dibangun pada tahun 800 Masehi. Perkiraan waktu ini didasarkan pada perbandingan antara jenis aksara yang pada umumnya digunakan dalam prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9 Masehi dengan jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga pada candi. Berdasarkan penemuan ini, para peneliti juga memperkirakan bahwa Candi Borobudur dibangun pada waktu 760 sampai 830 Masehi pada masa kerajaan dinasti Syailendra.

Pendiri Candi Borobudur

Pendiri Candi Borobudur

Seperti yang saat ini diketahui, candi Borobudur dikenal sebagai kuil Budha. Akan tetapi, adakah bukti yang menyebutkan bahwa candi Borobudur adalah peninggalan dari agama Budha? Berdasarkan sejarah, diketahui bahwa masyarakat pada masa dinasti Syailendra adalah penganut agama Buddha beraliran Mahayana yang taat. Namun walaupun seperti itu, candi Borobudur dahulu sempat mengalami ketidakjelasan setelah adanya temuan prasasti Sojomerto. Prasasti tersebut menunjukkan bahwa pada awalnya masyarakat dinasti Syailendra mungkin adalah penganut agama Hindhu Siwa.
Di pulau Jawa wilayah dataran Kedu pada masa itu memang banyak dibangun berbagai candi Hindu dan Buddha. Ada juga candi suci Shiwalingga yang letaknya berdekatan dengan kawasan Borobudur. Catatan sejarah juga menyebutkan bahwa candi Borobudur sendiri dibangun pada kurun waktu yang hampir bersamaan dengan candi-candi di dataran Prambanan, meskipun Borobudur selesai lebih dahulu, yakni sekitar tahun 825 Masehi. Meski banyak bukti yang menunjukkan ketidakjelasan tersebut, pada akhirnya disepakati bahwa candi Borobudur merupakan peninggalan kerajaan Buddha.
Lalu salah satu pertanyaan yang belum bisa dijawab secara pasti sampai saat ini adalah mengenai siapa pendiri candi Borobudur. Siapakah yang pertama kali mendirikan monumen Budha yang bersejarah itu? Jawabannya masih sama seperti dahulu, yakni belum ada bukti tertulis maupun bukti sejarah lainnya yang mampu membuktikan ataupun memperkirakan siapa pendirinya. Tentunya, catatan sejarah hanya membuktikan bahwa Candi Borobudur dibangun pada masa kejayaan dinasti Syailendra di Jawa Tengah.

Proses Pembangunan Candi Borobudur

Proses Pembangunan Candi Borobudur

Proses pembangunan candi Borobudur diperkirakan menghabiskan waktu kurang lebih 75  sampai 100 tahun. Candi Borobudur benar-benar rampung 100 persen, yakni pada masa pemerintahan raja Samaratungga di tahun 825 Masehi.
Pada awalnya, candi Borobudur hanya berupa rancangan bangunan stupa tunggal dengan ukuran sangat besar yang memahkotai puncaknya. Namun karena adanya pertimbangan bahwa stupa yang sangat besar tersebut terlalu berat dan beresiko membahayakan jika diletakkan di puncak, maka kemudian stupa tersebut dibongkar. Stupa besar tersebut kemudian diganti menjadi tiga barisan stupa dengan ukuran kecil dan satu stupa induk sebagai mahkota candi seperti sekarang ini.
Bagaimana sejarah berdirinya candi borobudur dan proses pembangunan candi yang memakan waktu begitu lamanya? Berikut ini adalah penjelasannya.

  • Tahap Pertama

Tahap pertama yang dilakukan dalam pembangunan candi Borobudur adalah meletakkan fondasi dasar candi. Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui secara pasti dan diperkirakan dimulai pada tahun 750 Masehi. Borobudur dibangun di atas bukit yang tinggi, kemudian pada bagian atas bukit diratakan untuk membentuk pelataran datar yang luas.
Tanah pada bagian bukit kemudian dipadatkan dan ditutup dengan struktur batu sehingga menyerupai cangkang yang membungkus bukit tanah. Kemudian sisa bagian bukit ditutup dengan struktur batu lapis demi lapis. Sebagian bahan yang digunakan untuk bagian dasar fondasi candi Borobudur ini adalah terbuat dari batu andesit.
Mulanya, candi Borobudur dibangun dengan tingkatan bersusun seperti rancangan piramida, namun susunan tersebut kemudian diubah dan sebagai gantinya dibangunlah tiga undakan pertama. Tiga undakan pertama itulah yang kemudian menutup struktur asli piramida berundak.

  • Tahap Kedua

Pada tahap selanjutnya, tidak banyak proses pembangunan candi Borobudur yang dilakukan. Pada tahap kedua hanya melakukan penambahan dua undakan persegi, pagar langkan, dan satu undak melingkar. Kemudian setelah itu di atasnya langsung dibangun sebuah stupa tunggal yang sangat besar sebagai mahkota candi Borobudur.

  • Tahap Ketiga

Perubahan rancangan bangunan candi Borobudur pada tahap ketiga adalah pembongkaran undakan melingkar dengan stupa tunggal yang sangat besar. Perubahan stupa besar dikarenakan stupa tersebut terlalu berat sehingga diganti tiga stupa kecil dan satu stupa induk. Undakan tersebut kemudian diganti dengan tiga undakan lingkaran. Pada lingkaran ini kemudian diletakkan stupa-stupa yang lebih kecil dengan barisan melingkar. Pada bagian tengah pelataran undak-undakan ini kemudian diletakkan satu stupa induk yang besar untuk dijadikan sebagai mahkota candi yang baru.
Perubahan rancangan tersebut membuat fondasi candi juga agak diperlebar. Pada bagian kaki candi kemudian dibangun kaki tambahan yang digunakan untuk menutup relief Karmawibhangga.

  • Tahap Keempat

Pada tahap keempat atau tahap terakhir pembangunan candi dilakukan sedikit perubahan kecil sebagai tahap akhir. Perubahan kecil yang dilakukan meliputi penyempurnaan relief, penambahan pagar langkan terluar, perubahan tangga dan pelengkung atas gawang pintu serta pelebaran ujung kaki candi. Setelah perubahan kecil selesai dilakukan, maka candi Borobudur pun selesai dibangun.

Penemuan Candi Borobudur

Penemuan Candi Borobudur
Kondisi Candi Borobudur saat pertama ditemukan via facebook.com

Setelah tahap pembangunan candi yang memakan hampir bahkan lebih 100 tahun selesai, perlu diketahui bahwa candi Borobudur sempat hilang karena tersembunyi dan terlantar selama berabad-abad. Candi Borobudur terkubur di bawah lapisan tanah dan debu vulkanik yang kemudian ditumbuhi pohon dan semak belukar sehingga candi pada saat itu benar-benar menyerupai bukit yang rata akan tanah. Hal tersebut menjadikan masyarakat tidak mengetahui bahwa kuburan bukit tersebut merupakan monumen yang sangat megah.
Apa alasan yang menyebabkan candi Borobudur pada saat itu ditelantarkan? Belum ada bukti pasti yang dapat menjelaskannya. Diperkirakan antara tahun 928 sampai 1006 Masehi Raja Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur karena adanya letusan gunung berapi. Hal itulah yang menjadi faktor kenapa Borobudur ditinggalkan, meski hal ini juga belum pasti kebenarannya.
Ada juga yang menyebutkan bahwa candi Borobudur ditinggalkan karena masuknya kerajaan Islam di abad ke 15. Walau demikian, pada masa itu juga sudah ada cerita dan legenda tentang candi Borobudur dan kejayaannya di masa lampau.
Setelah terlatar beberapa lamanya, kemudian pada tahun 1814 Masehi, candi Borobudur ditemukan lagi oleh Thomas Stamford Raffles selaku gubernur jenderal Inggris. Saat itu pulau Jawa berada di bawah pemerintahan Inggris yang dipimpin oleh Raffles dan ia memang memiliki ketertarikan pada sejarah dan kebudayaan Jawa.
Awal penemuan candi Borobudur adalah pada saat ia melakukan inspeksi ke Semarang. Raffles mendengar kabar tentang adanya monumen besar yang letaknya tersembunyi di dalam hutan dekat desa Bumisegoro. Ia kemudian mengutus H. C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki kebenaran kabar tersebut. Dalam kurun waktu dua bulan, Cornelius beserta sekitar dua ratus anak buahnya menebang pohon-pohon dan semak-semak yang tumbuh di bukit Borobudur dan membersihkan lapisan tanah yang telah mengubur candi ini. Ia kemudian melaporkan adanya temuan ini dan memberi sketsa candi Borobudur kepada Raffles. Raffles pun dianggap berjasa atas penemuan kembali candi Borobudur dan mulai menarik perhatian dunia atas keberadaan monumen yang pernah hilang ini.
Pekerjaan Cornelius kemudian digantikan oleh Hartmann, seorang pejabat pemerintah Hindia Belanda di Keresidenan Kedu. Pada tahun 1835 Masehi, akhirnya seluruh bagian bangunan candi Borobudur telah tergali dan bisa terlihat. Pemerintah Hindia Belanda kemudian menugaskan F. C. Wilsen, seorang insinyur pejabat Belanda di bidang teknik untuk mempelajari monumen ini. Tak hanya sampai di situ, pemerintah Hindia Belanda juga menugaskan beberapa peneliti yang lainnya.
Dalam kurun waktu yang panjang, candi Borobudur pun semakin terkenal hingga menjadi incaran sumber pendapatan bagi pencuri. Artefak yang banyak dicuri adalah kepala arca Budha. Hal inilah yang menyebabkan saat ini banyak arca Budha tidak memiliki kepala.
Karena kondisi yang demikian, pada tahun 1882, kepala inspektur artefak budaya menyarankan supaya candi Borobudur dibongkar seluruhnya dan reliefnya dipindahkan ke museum. Namun seorang arkeolog bernama Groenveldt yang ditunjuk oleh pemerintah kemudian melakukan penyelidikan menyeluruh atas situs dan menyarankan agar monumen ini dibiarkan utuh dan tidak dibongkar untuk dipindahkan.

Pemugaran Candi Borobudur

Pemugaran Candi Borobudur
Pemugaran candi Borobudur via kebudayaan.kemdikbud.go.id

Candi Borobudur pada tahun 1900 Masehi mengalami pemugaran. Pemugaran ini dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda dengan tujuan untuk menjaga kelestarian candi Borobudur. Dalam proses pemugaran, dibentuklah komisi yang terdiri atas tiga pejabat untuk meneliti monumen ini. Mereka terdiri atas seorang sejarawan seni bernama Brandes, seorang insinyur dan tentara Belanda bernama Theodoor van Erp, dan Van de Kamer, seorang insinyur ahli konstruksi bangunan Departemen Pekerjaan Umum.
Komisi tersebut pada tahun 1902 mengajukan proposal tiga rencana pelestarian candi Borobudur. Isi proposal yang diajukan kepada pemerintah diantaranya adalah:
  1. Pengaturan kembali sudut-sudut bangunan, pemindahan batu yang berpotensi membahayakan, penguatan pagar langkan pertama dan pemugaran beberapa relung, gerbang, stupa dan stupa utama.
  2. Pemagaran halaman candi dan memperbaiki sistem drainase. Sistem drainase tersebut diperbaiki dengan cara memperbaiki lantai dan pancuran.
  3. Memindahkan semua bebatuan candi yang lepas dan longgar dan memugar stupa utama.
Setelah proposal tersebut disetujui, proses pemugaran candi Borobudur mulai dilakukan sekitar tahun 1907 sampai 1911 Masehi. Banyak sekali masalah yang terjadi dalam proses pemugaran, salah satunya karena anggaran yang terbatas. Hal ini tentunya menyebabkan pemugaran yang dilakukan oleh komisi tersebut tidak berjalan lancar dan menyebabkan harus dilakukannya pemugaran kecil-kecilan.
Melihat kondisi candi Borobudur yang demikian, pemerintah Indonesia bertekad untuk melindungi aset berharga ini. Oleh karena itu, pada akhir tahun 1960an pemerintah Indonesia mengajukan permintaan kepada masyarakat internasional untuk melakukan pemugaran secara besar-besaran. Bersama dengan UNESCO dalam suatu proyek besar, antara tahun 1975 sampai tahun 1982 pemerintah Indonesia mengambil langkah untuk melakukan perbaikan secara menyeluruh pada candi.
Proyek yang melibatkan sekitar 600 orang tersebut  menghabiskan total biaya yang luar biaya banyak, yakni sebesar 6.901.243 dollar Amerika Serikat. Setelah renovasi selesai, tepatnya pada tahun 1991, candi Borobudur kemudian oleh UNESCO ditetapkan masuk ke dalam daftar Situs Warisan Dunia (world heritage), yakni masuk dalam kriteria Budaya.
Setelah adanya pemugaran secara besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia bersama dengan UNESCO, Candi Borobudur kembali menjadi pusat keagamaan dan ziarah oleh penganut agama Budha. Setiap setahun sekali, umat Budha di Indonesia melakukan prosesi untuk memperingati hari Waisak. Biasanya upacara ini berlangsung pada saat bulan purnama sekitar bulan Mei atau Juni. Upacara peringatan hari suci Waisak ini dilakukan dengan berjalan menyusuri tiga candi Budha yang utama, yakni Candi Mendut, Candi Pawon, dan berakhir di Candi Borobudur.

Kumpulan Gambar Candi Borobudur

Denah Candi Borobudur membentuk Mandala, Yaitu lambang alam semesta dalam kosmologi Buddha.





Gambar stupa borobudur, Stupa merupakan lambang dari agama Buddha yang mempunyai bentuk mangkuk terbalik, persegi empat atau segi delapan (kata lain harmika), disertai dengan bentuk tongkat di atasnya.


Stupa Candi Borobudur

Sebuah archa budha yang terletak di dalam stupa candi yang telah tebuka.
Sejarah Candi Borobudur lengkap


Stupa induk candi borobudur yang berada di puncak candi, merupakan stupa terbesar.

Salah satu relief yang terdapat pada dinding candi.

kisah sejarah candi borobudur

Video Candi Borobudur dan Sekitarnya

Video Candi Borobudur Tampak Atas


Demikianlah penjabaran mengenai sejarah lengkap secara singkat mengenai candi Borobudur dan asal usul candi Borobudur. Selain sebagai tempat ibadah umat Budha, saat ini candi Borobudur menjadi salah satu tempat wisata favorit yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Kini candi Borobudur semakin terkenal dan menarik perhatian wisatawan lokal maupun asing karena kemegahannya. Sekian referensi sejarah candi Borobudur dan asal usulnya secara lengkap edisi kali ini, semoga bermanfaat.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter