Pahlawan Nasional Indonesia | Nama, Biografi, profil, Asal [LENGKAP]

Post a Comment
Daftar isi [ Tampil ]
Indonesia memiliki banyak sekali pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan NKRI. Gelar Pahlawan Nasional diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada pahlawan terdahulu yang berjuang melawan penjajah untuk memajukan Indonesia. 

Berikut ini merupakan daftar 20 nama Pahlawan Indonesia beserta biografinya.

  1. Ahmad Yani

Ahmad Yani – Pahlawan Nasional

Pahlawan yang dikenal dengan Jenderal Ahmad Yani ini lahir tanggal 19 Juni 1922 di Purworejo, Jawa Tengah. Tahun 1927 Ahmad Yani dan keluarganya pindah ke Batavia dan bekerja untuk Belanda. Beliau menjalani wajib militer tahun 1940.

Tahun 1943 Jenderal Ahmad Yani bergabung dengan tentara militer bernama PETA atau Pembela Tanah Air yang disponsori oleh Jepang. Latihan militernya berada di Magelang yang kemudian membuatnya diangkat sebagai komandan peleton peta. Beliau kemudian dipindahkan ke Bogor dan kemudian kembali ke Magelang sebagai Instruktur.

  1. Cut Meutia

Cut Meutia – Pahlawan Nasional
Foto/Aceh Planet
Salah satu pahlawan nasional perempuan adalah Cut Meutia. Beliau lahir pada tahun 1870 di Aceh Utara. Beliau merupakan pahlawan yang berjuang melawan Belanda bersama dengan suaminya yaitu Teuku Muhammad. Cut Meutia wafat pada tanggal 24 Oktober 1910.

Dalam perjuangannya melawan penjajah, suami Cut Mutia gugur dan kemudian beliau menikah lagi atas wasiat suaminya. Beliau menikah dengan Pang Nagroe yang kemudian bersama-sama melawan penjajah di bawah pimpinan Teuku Muda Gantoe. Sayangnya dalam pertempuran di Paya Ciem, suami Cut Mutia gugur. Jasa-jasanya diabadikan dalam uang kertas Rp 1000.

  1. Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien – Pahlawan Nasional

Salah satu tokoh Pahlawan Nasional perempuan yang cukup populer adalah Cut Nyak Dhien yang lahir tahun 1848 di Aceh. Semangatnya yang tinggi melawan penjajahan Belanda menjadi salah satu teladan bagi kaum-kaum wanita pada masanya.

Cut Nyak Dhien berjuang bersama suaminya yaitu Teuku Umar yang juga merupakan Pahlawan Nasional. Sembilan tahun setelah gugurnya sang suami, beliau wafat tepatnya pada tanggal 6 November 1908 di Jawa Barat.

Atas perjuangan gigihnya dalam melawan penjajahan Belanda, namanya diabadikan menjadi sebuah Bandar.

  1. Jenderal Sudirman

Jendral Sudirman – Pahlawan Nasional

Jenderal Soedirman merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia yang dulunya menjabat sebagai Jenderal Besar TNI Anumerta Sudirman. Beliau sukses melawan penjajahan Belanda dengan melakukan perang gerilya dan serangan 1 Maret 1949.

Beliau lahir pada tahun 1916 dan diangkat menjadi panglima besar tahun 1948. Ketika terjadi Agresi Militer Belanda II, beliau bersama dokter pribadinya melakukan gerilya ke arah selatan. Beliau wafat tanggal 29 Januari 1950 di usia 34 tahun.

  1. R.A Kartini

Kartini – Pahlawan Nasional

Raden Ajeng Kartini merupakan pahlawan nasional yang menghabiskan masa hidupnya untuk memperjuangkan kesetaraan kaum perempuan. Apa yang beliau kerjakan menjadi pelopor kebangkitan wanita pribumi.

Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879 dan diharuskan menikah pada usia 24 tahun. Beliau menikah dengan Bupati Rembang Singgih Djojo Adhiningrt yang memiliki tiga istri. Suaminya memberikan kebebasan kepada Kartini untuk mendirikan sekolah wanita di Rembang.

Beliau wafat pada tanggal 17 September 1879 pada usia 25 tahun. Perjuangannya dalam mengutamakan emansipasi wanita kini diperingati sebagai Hari Kartini tepat pada tanggal ketika beliau lahir.

  1. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara – Pahlawan Nasional

Ki Hajar Dewantara merupakan pahlawan nasional yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat. Beliau merupakan salah satu aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, politisi dan pelopor pendidikan untuk kaum pribumi pada zaman penjajahan Belanda.

Jasanya yang paling besar adalah dengan mendirikan Perguruan Tinggi Taman Siswa di Yogyakarta. Lembaga pendidikan ini memberikan kesempatan pada masyarakat pribumi untuk mendapatkan akses pendidikan.

Beliau lahir pada tanggal 2 Mei 1889 dan wafat pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta. Sepeninggal Ki Hajar Dewantara, beliau dinobatkan sebagai pahlawan nasional ke dua setelah Ir Soekarno.

  1. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta

Mohammad Hatta merupakan pahlawan nasional yang dikenal dengan panggilan Bung Hatta. Beliau lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Bung Hatta merupakan wakil presiden pertama Republik Indonesia.

Bung Hatta merupakan seorang pejuang sekaligus seorang proklamator, negarawan serta ekonom. Beliau merupakan Bapak Koperasi Indonesia. Peran pentingnya dalam meraih kemerdekaan Republik Indonesia serta memproklamasikan kemerdekaan membuat beliau diangkat menjadi Pahlawan Nasional.

  1. Pangeran Antasari

Pangeran Antasari

Pangeran Antasari diangkat menjadi pahlawan nasional tahun 1968. Beliau lahir pada tahun 1979. Ketika berkuasa, beliau memimpin perang melawan penjajahan Belanda khususnya di daerah Banjar, Kalimantan Selatan.

Pangeran Antasari dalam perjuangannya tidak hanya sebagai sultan, namun juga pemimpin pemerintah, pemuka agama serta sebagai panglima perang. Jasa-jasanya sangat besar untuk mengusir penjajah dari tanah Banjar sehingga dianugerahi gelar sebagai pahlawan nasional dan kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 27 Maret 1968.

  1. Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro diberi gelar sebagai pahlawan nasional pada tanggal 6 November 1973. Beliau lahir di Yogyakarta tanggal 25 November pada tahun 1785 dan wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar.

Beliau merupakan keturunan dari keraton Yogyakarta yang kemudian berjuang melawan penjajah di Indonesia. Beliau dikenal dalam perang Diponegoro yang terjadi pada tahun 1825-1830 melawan pemerintahan Belanda.

Atas jasa-jasanya, kini nama Diponegoro banyak diabadikan sebagai nama jalan, nama stadion bahkan nama perguruan tinggi negeri.

  1. Pattimura

Pattimura

Pahlawan nasional Pattimura lebih sering dikenal dengan nama Kapitan Pattimura.pattimura lahir di Maluku pada tanggal 8 Juni 1783 dengan nama asli Thomas Matulessy.

Jasanya terhadap bangsa Indonesia sangat besar. Beliau memimpin perang pada tahun 1817 dan menyatukan semangat rakyat Ternate dan Tidore. Perang yang dikenal karena keganasannya adalah Perang Pattimura.

Ketika berjuang, beliau melawan penjajahan VOC Belanda. Beliau sebenarnya adalah mantan sersan di militer Inggris sebelum Belanda datang. Tidak heran jika beliau mahir dalam mengatur strategi perang dan menjadi pemimpin perang melawan penjajah. Tanggal 16 Mei 1817 beliau dinobatkan sebagai Kapitten Pattimura. Tahun 1973 beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional atas jasa-jasanya dalam melawan penjajah.

  1. Ir Soekarno

Ir Soekarno - Pahlawan Nasional

Presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno juga ditetapkan menjadi pahlawan nasional. Selain diberi gelar sebagai pahlawan nasional, beliau juga diberikan gelar sebagai proklamator kemerdekaan RI. Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya dan wafat tanggal 14 Maret 1980.

Jasa-jasanya cukup besar khususnya dalam membentuk fondasi terpenting bangsa. Beliau mencetuskan Dasar Negara Indonesia yang kini disebut Pancasila dan juga tokoh yang merancang teks proklamasi. Beliau merupakan seorang politikus cerdas dan orator yang handal yang mampu menguasai delapan bahasa asing. Beliau mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional pada tahun 2012 lalu.

  1. Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin - Pahlawan Nasional

Sultan Hasanuddin dikenal sebagai raja yang menentang adanya penjajahan khususnya di wilayah Makassar. Beliau lahir di Makassar pada tanggal 12 Januari 1631 dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670.

Ketika beliau berkuasa sebagai raja, Gowa mencapai kejayaannya sehingga menjadi salah satu kerajaan terbesar di bagian timur pada abad 16. Sebagai raja, beliau menolak keras adanya monopoli perdagangan yang dilakukan oleh VOC Belanda. Meskipun sempat kalah dari Belanda karena perjanjian Bongaya, namun semangat kepahlawanannya patut untuk dijadikan contoh.

  1. Tan Malaka

Tan Malaka - Pahlawan Nasional Indonesia

Tan Malaka lahir pada tanggal 2 Juni 1897 di Sumatera Barat. Beliau diangkat menjadi pahlawan nasional pada tanggal 28 Maret 1963.

Beliau merupakan seorang aktivis kemerdekaan dan pendiri partai Murba. Jasa-jasanya semasa hidup adalah termasuk gagasan mengenai materialistik, dialog dan logika melalui karya-karyanya. Beliau juga merupakan politisi dan seorang intelektual yang pemikirannya cukup berpengaruh.

  1. Martha Christina Tiahahu

Martha Christina Tiahahu - Pahlawan Nasional

Martha Christina Tiahahu merupakan pahlawan nasional wanita yang masih sangat muda ketika ikut melawan penjajahan yang terjadi di Indonesia pada abad 18. Beliau lahir di Maluku pada tanggal 4 Januari 1800 dan meninggal pada tanggal 2 Januari 1818 dalam usianya yang belum menginjak 18 tahun.

Ketika beliau melawan penjajahan, umurnya baru menginjak 17 tahun. Ayah Martha merupakan seorang kapiten yang membantu Kapitan Pattimura dalam perang Pattimura yang terjadi pada tahun 1817 melawan kolonialisme Belanda.

Beliau tidak hanya berani mengangkat senjata secara langsung dalam perjuangannya, namun juga memberikan semangat kepada kaum-kaum wanita lainnya agar membantu para kaum pria yang berada di medan perang. Hasilnya, Belanda cukup kewalahan karena banyaknya wanita yang berjuang melawan mereka.

Semenjak ayahnya ditahan dan dieksekusi oleh Belanda, kondisi Martha semakin memburuk dan kesehatannya terganggu. Hingga akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhir dan kemudian disemayamkan di Laut Banda dengan penghormatan militer.

Atas jasa-jasanya yang begitu berani, beliau secara resmi dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 20 Mei 1969. Bahkan untuk mengenang jasa-jasanya, namanya diabadikan dalam sebuah perangko.

  1. Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bondjol lahir di Sumatera Barat pada tanggal 1 Januari tahun 1772 merupakan seorang pemimpin, ulama sekaligus pejuang melawan penjajahan Belanda. Salah satu peperangan yang cukup terkenal adalah perang Padri yang terjadi pada tahun 1803 hingga 1838. Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya, pemerintah Indonesia menetapkan Tuanku Imam Bonjol sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 6 November 1973.

Perang Padri yang dipimpin oleh Imam Bonjol dan terjadi dalam waktu yang cukup lama meninggalkan memori terdalam bagi bangsa Indonesia. Perang tersebut terjadi antar sesama saudara karena adu domba Belanda pada belasan tahun pertama. Namun akhirnya Kaum Adat dan Kaum Paderi justru bersatu untuk melawan Belanda. Persatuan ditandai dengan menyetujui Plakat Puncak Pato.

Kegigihan Imam Bonjol yang berjuang melawan penjajah sampai titik penghabisan patut diapresiasi dan dihargai. Selain dikenang sebagai pahlawan nasional, Tuanku Imam Bonjol juga dikenang dengan menyematkan namanya pada perguruan tinggi, nama jalan bahkan melalui uang pecahan Rp 5000.

  1. Bung Tomo

Bung Tomo

Pahlawan nasional yang heroik dalam melawan penjajahan adalah Sutomo atau yang dikenal dengan nama Bung Tomo. Bung Tomo lahir di Surabaya pada tanggal 3 Oktober 1920 dan meninggal pada tanggal 7 Oktober 1981 di Arab Saudi.

Perannya dalam melawan penjajah yang paling heroik adalah ketika melawan kembalinya Belanda melalui NICA. Pertempuran yang terjadi pada tanggal 10 November 1945 tersebut menjadi bukti bahwa jasanya cukup besar. Kepemimpinannya pada perang kala itu memang tidak berhasil cukup baik, namun berhasil memukul mundur pasukan Inggris.

Tidak hanya menjadi pemimpin perang melawan penjajah, namun juga memberikan semangat kepada rakyat untuk terus berjuang melawan kembalinya Belanda yang ingin menguasai Indonesia.

Atas segala jasanya dalam ikut melawan penjajahan, Bung Tomo diberikan gelar pahlawan nasional pada tanggal 9 November 2007. Tanggal 10 November juga kini diperingati menjadi Hari Pahlawan untuk mengenang peristiwa heroik tersebut.

  1. Achmad Subarjo

Achmad Subarjo

Ahmad Soebarjo merupakan pahlawan nasional yang lahir di Karawang Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1896 dan meninggal pada tanggal 15 Desember 1978. Beliau merupakan tokoh penting pada masa kemerdekaan Indonesia.

Ketika masih muda, beliau aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui beberapa organisasi. Diantaranya adalah Jong Java dan melalui Persatuan Mahasiswa Indonesia di Belanda. Bersama dengan Bung Hatta, beliau menjadi delegasi untuk konferensi menentang imperialisme dan penjajahan. Kemudian beliau aktif menjadi anggota BPUPKI hingga menjadi anggota PPKI.

Achmad Soebarjo juga berperan penting dalam perumusan teks proklamasi bersama Bung Karno dan Bung Hatta di rumah Laksamana Muda Maeda. Setelah kemerdekaan Indonesia, beliau menjabat menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia pertama dan menjadi duta besar Indonesia untuk negara lain seperti Swiss.

Jasa-jasanya yang besar bagi bangsa Indonesia, pemerintah memberikan penghormatan dengan gelar pahlawan nasional pada tahun 2009.

  1. Teuku Umar

Teuku Umar
id.wikipedia.org
Teuku Umar merupakan pahlawan nasional yang berasal dari Meulaboh, Aceh. Beliau lahir pada tahun 1954 dan wafat pada tanggal 11 Februari 1899. Beliau dikenal dengan taktik perang gerilya dan cara berjuang yang unik yaitu berpura-pura bekerja sama dengan Belanda.

Teuku Umar berjuang melawan penjajahan Belanda ketika umurnya baru menginjak 19 tahun. Awalnya, beliau berjuang di kampungnya sendiri namun kemudian berjuang di Aceh Barat.

Sebelum menikah dengan Cut Nyak Dhien, beliau menikah dengan Nyak Sofiah dan Nyak Malighai. Bersama dengan Cut Nyak Dhien, Teuku Umar kembali berperang dengan melancarkan serangan terhadap pos-pos Belanda yang ada di Aceh.

Taktiknya yang terkenal yaitu berpura-pura menjadi antek Belanda yang bertujuan untuk mendapatkan senjata dari pihak Belanda. Taktiknya berhasil dan beliau diberikan kompensasi yang cukup besar. Ketika diperintah Belanda pada tugas merebut kapal Nicero, Teuku Umar merampas senjata Belanda dan kemudian kembali ke Aceh untuk melawan Belanda. Beliau membagikan senjata hasil rampasan ke rakyat dan berhasil merebut beberapa daerah. Strateginya yang berpura-pura menjadi antek Belanda dan kemudian melawan balik terjadi kembali. Hingga akhirnya beliau gugur dan Cut Nyak Dhien memutuskan untuk melanjutkan perjuangan suaminya.

Atas segala perjuangannya melawan penjajahan Belanda dan sebagai bentuk pengabdian, pemerintah menganugerahi gelar pahlawan nasional pada tahun 1973. Namanya juga diabadikan sebagai nama jalan, nama kapal hingga nama perguruan tinggi.

  1. Yos Sudarso

Yos Sudarso

Laksamana Madya TNI Yosaphat Soedarso atau yang dikenal dengan nama Yos Soedarso merupakan pahlawan nasional yang lahir pada tanggal 24 November 1925 dan wafat pada tanggal 15 Januari tahun 1962.

Beliau gugur ketika melawan penjajahan Belanda dalam pertempuran Laut Aru setelah ditembak oleh kapal Belanda. Perjuangannya dalam memimpin perlawanan Belanda diabadikan sebagai nama kapal dan nama jalan.

  1. Radjiman Wedyodiningrat

Radjiman Wedyodiningrat - Pahlawan Nasional
id.wikipedia.org
Rajiman Wedyodiningrat merupakan pahlawan nasional yang lahir di Yogyakarta tanggal 21 April 1879 dan meninggal di Jawa Timur pada tanggal 20 September 1952. Beliau merupakan seorang dokter sekaligus tokoh pendiri Republik Indonesia yang berjuang pada masa kemerdekaan RI.

Beliau merupakan pendiri Boedi Oetomo sekaligus menjabat sebagai ketua. Organisasi ini menjadi titik mulanya Indonesia mulai bersatu melawan penjajah. Jasa-jasanya menuju Indonesia merdeka cukup besar. Salah satunya terlibat aktif dalam pembentukan BPUPKI. Setelah kemerdekaan, beliau menjabat sebagai anggota KNIP serta memimpin sidang DPR untuk pertama kalinya.

Pemerintah Indonesia hingga tahun 2018 telah menetapkan sebanyak 165 pria dan 14 wanita sebagai pahlawan nasional. Semua pahlawan nasional berasal dari Sabang hingga Merauke dan dari berbagai kalangan yang memiliki jasa berjuang demi kemerdekaan Indonesia.

Daftar Nama Pahlawan Nasional Indonesia & Asal Daerahnya Lengkap

Pahlawan Nasional
wikipedia.org
Berikut ini adalah daftar nama pahlawan nasional dan asal daerahnya lengkap beserta tahun lahir dan tahun wafatnya serta provinsi daerah asalnya para pahlawan nasional Indonesia.
No Nama Pahlawan Nasional Lahir Wafat Daeral Asalnya
1 Abdul Halim 1911 1988 Sumatera Barat
2 Abdul Halim Majalengka 1887 1962 Jawa Barat
3 Abdul Haris Nasution 1918 2000 Sumatera Utara
4 Abdul Kadir 1771 1875 Kalimantan Barat
5 Abdul Malik Karim Amrullah 1908 1981 Sumatera Barat
6 Abdul Muis 1883 1959 Sumatera Barat
7 Abdul Rahman Saleh 1909 1947 D.I. Yogyakarta
8 Abdul Wahab Hasbullah 1888 1971 Jawa Timur
9 Andi Abdullah Bau Massepe 1918 1947 Sulawesi Selatan
10 Achmad Subarjo 1896 1978 Jawa Barat
11 Adam Malik 1917 1984 Sumatera Utara
12 Adnan Kapau Gani 1905 1968 Sumatera Barat
13 Nyi Ageng Serang 1752 1828 Jawa Tengah
14 Agus Salim 1884 1954 Sumatera Barat
15 Agustinus Adisucipto 1916 1947 D.I. Yogyakarta
16 Ahmad Dahlan 1868 1934 D.I. Yogyakarta
17 Ahmad Rifa’i 1786 1870 Jawa Tengah
18 Ahmad Yani 1922 1965 Jawa Tengah
19 Alimin 1889 1964 Jawa Tengah
20 Amir Hamzah 1911 1946 Sumatera Utara
21 Antasari 1809 1862 Kalimantan Selatan
22 Arie Frederik Lasut 1918 1949 Sulawesi Utara
23 As’ad Syamsul Arifin 1897 1990 Jawa Timur
24 Bagindo Azizchan 1910 1947 Sumatera Barat
25 Basuki Rahmat 1921 1969 Jawa Timur
26 Bernard Wilhelm Lapian 1892 1977 Sulawesi Utara
27 Teungku Chik di Tiro 1836 1891 Aceh
28 Cilik Riwut 1918 1987 Kalimantan Tengah
29 Cipto Mangunkusumo 1886 1943 Jawa Tengah
30 Cokroaminoto 1883 1934 Jawa Timur
31 Ernest Douwes Dekker 1879 1950 Jawa Timur
32 Dewi Sartika 1884 1947 Jawa Barat
33 Cut Nyak Dhien 1850 1908 Aceh
34 Diponegoro 1785 1855 D.I. Yogyakarta
35 Donald Izacus Panjaitan 1925 1965 Sumatera Utara
36 Eddy Martadinata 1921 1966 Jawa Barat
37 Fakhruddin 1890 1929 D.I. Yogyakarta
38 Fatmawati 1923 1980 Bengkulu
39 Ferdinand Lumbantobing 1899 1962 Sumatera Utara
40 Frans Kaisiepo 1921 1979 Papua
41 Gatot Mangkupraja 1896 1968 Jawa Barat
42 Gatot Subroto 1907 1962 Jawa Tengah
43 Halim Perdanakusuma 1922 1947 Jawa Timur
44 Hamengkubuwono I 1717 1792 D.I. Yogyakarta
45 Hamengkubuwono IX 1912 1988 D.I. Yogyakarta
46 Harun Bin Said 1947 1968 Jawa Timur
47 Hasan Basri 1923 1984 Kalimantan Selatan
48 Hasanuddin 1631 1670 Sulawesi Selatan
49 Hasyim Asy’ari 1875 1947 Jawa Timur
50 Hazairin 1906 1975 Sumatera Barat
51 Herman Johannes 1912 1992 Nusa Tenggara Timur
52 Ida Anak Agung Gde Agung 1921 1999 Bali
53 Idham Chalid 1921 2010 Kalimantan Selatan
54 Ilyas Yakoub 1903 1958 Sumatera Barat
55 Tuanku Imam Bonjol 1772 1864 Sumatera Barat
56 Radin Inten II 1834 1856 Lampung
57 Iskandar Muda 1593 1636 Aceh
58 Ismail Marzuki 1914 1958 DKI Jakarta
59 Iswahyudi 1918 1947 Jawa Timur
60 Iwa Kusumasumantri 1899 1971 Jawa Barat
61 Izaak Huru Doko 1913 1985 Nusa Tenggara Timur
62 Jamin Ginting 1921 1974 Sumatera Utara
63 Janatin 1943 1968 Jawa Tengah
64 Jatikusumo 1917 1992 Jawa Tengah
65 Andi Jemma 1935 1965 Sulawesi Selatan
66 Johannes Abraham Dimara 1916 2000 Papua
67 Johannes Leimena 1905 1977 Maluku
68 Juanda Kartawijaya 1911 1963 Jawa Barat
69 Karel Satsuit Tubun 1928 1965 Maluku
70 Kartini 1879 1904 Jawa Tengah
71 Ignatius Joseph Kasimo 1900 1986 D.I. Yogyakarta
72 Katamso Darmokusumo 1923 1965 Jawa Tengah
73 I Gusti Ketut Jelantik Tidak diketahui 1849 Bali
74 I Gusti Ketut Puja 1904 1957 Bali
75 Ki Bagus Hadikusumo 1890 1954 D.I. Yogyakarta
76 Ki Hajar Dewantara 1889 1959 D.I. Yogyakarta
77 Ki Sarmidi Mangunsarkoro 1904 1957 Jawa Tengah
78 Kiras Bangun 1852 1942 Sumatera Utara
79 Kusumah Atmaja 1898 1952 Jawa Barat
80 La Maddukelleng 1700 1765 Sulawesi Selatan
81 Lafran Pane 1922 1991 D.I. Yogyakarta
82 Lambertus Nicodemus Palar 1900 1981 Sulawesi Utara
83 John Lie 1911 1988 Sulawesi Utara
84 Mahmud Badaruddin II 1767 1852 Sumatera Selatan
85 Sultan Mahmud Riayat Syah 1760 1812 Kepulauan Riau
86 Malahayati Abad ke-15 1604 Aceh
87 Mangkunegara I 1725 1795 Jawa Tengah
88 Andi Mappanyukki 1885 1967 Sulawesi Selatan
89 Maria Walanda Maramis 1872 1924 Sulawesi Utara
90 Martha Christina Tiahahu 1800 1818 Maluku
91 Marthen Indey 1912 1986 Papua
92 Mas Isman 1924 1982 Jawa Timur
93 Mas Mansur 1896 1946 Jawa Timur
94 Mas Tirtodarmo Haryono 1924 1965 Jawa Timur
95 Maskun Sumadireja 1907 1986 Jawa Barat
96 Cut Nyak Meutia 1870 1910 Aceh
97 Mohammad Hatta 1902 1980 Sumatera Barat
98 Mohammad Husni Thamrin 1894 1941 DKI Jakarta
99 Mohammad Natsir 1908 1993 Sumatera Barat
100 Teuku Muhammad Hasan 1906 1997 Aceh
101 Muhammad Mangundiprojo 1905 1988 Jawa Tengah
102 Muhammad Yamin 1903 1962 Sumatera Barat
103 Mohammad Yasin 1920 2012 Sulawesi Tenggara
104 Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 1898 1997 Nusa Tenggara Barat
105 Mustopo 1913 1986 Jawa Timur
106 Muwardi 1907 1948 Jawa Tengah
107 Nani Wartabone 1907 1986 Gorontalo
108 I Gusti Ngurah Made Agung 1876 1906 Bali
109 I Gusti Ngurah Rai 1917 1946 Bali
110 Nuku Muhammad Amiruddin 1738 1805 Maluku Utara
111 Noer Alie 1914 1992 Jawa Barat
112 Teuku Nyak Arif 1899 1946 Aceh
113 Opu Daeng Risaju 1880 1964 Sulawesi Selatan
114 Oto Iskandar di Nata 1897 1945 Jawa Barat
115 Pajonga Daeng Ngalie 1901 1958 Sulawesi Selatan
116 Pakubuwono VI 1807 1849 Jawa Tengah
117 Pakubuwono X 1866 1939 Jawa Tengah
118 Pattimura 1783 1817 Maluku
119 Pierre Tendean 1939 1965 DKI Jakarta
120 Pong Tiku 1846 1907 Sulawesi Selatan
121 Raja Ali Haji 1809 kr. 1870 Kepulauan Riau
122 Raja Haji Fisabilillah 1727 1784 Riau
123 Rajiman Wediodiningrat 1879 1952 D.I. Yogyakarta
124 Ranggong Daeng Romo 1915 1947 Sulawesi Selatan
125 Rasuna Said 1910 1965 Sumatera Barat
126 Robert Wolter Monginsidi 1925 1949 Sulawesi Selatan
127 Saharjo 1909 1963 Jawa Tengah
128 Sam Ratulangi 1890 1949 Sulawesi Utara
129 Samanhudi 1878 1956 Jawa Tengah
130 Silas Papare 1918 1978 Papua
131 Sisingamangaraja XII 1849 1907 Sumatera Utara
132 Siswondo Parman 1918 1965 Jawa Tengah
133 Siti Hartinah 1923 1996 Jawa Tengah
134 Siti Walidah 1872 1946 D.I. Yogyakarta
135 Slamet Riyadi 1927 1950 Jawa Tengah
136 Sudirman 1916 1950 Jawa Tengah
137 Albertus Sugiyapranata 1896 1963 Jawa Tengah
138 Sugiyono Mangunwiyoto 1926 1965 D.I. Yogyakarta
139 Suharso 1912 1971 Jawa Tengah
140 Sukarjo Wiryopranoto 1903 1962 Jawa Tengah
141 Sukarni 1916 1971 Jawa Timur
142 Sukarno 1901 1970 Jawa Timur
143 Sultan Agung 1591 1645 D.I. Yogyakarta
144 Andi Sultan Daeng Radja 1894 1963 Sulawesi Selatan
145 Supeno 1916 1949 Jawa Tengah
146 Supomo 1903 1958 Jawa Tengah
147 Suprapto 1920 1965 Jawa Tengah
148 Supriyadi 1925 1945 Jawa Timur
149 Suroso 1893 1981 Jawa Timur
150 Suryo 1896 1948 Jawa Timur
151 Suryopranoto 1871 1959 D.I. Yogyakarta
152 Sutan Syahrir 1909 1966 Sumatera Barat
153 Soetomo 1888 1938 Jawa Timur
154 Sutomo 1920 1981 Jawa Timur
155 Sutoyo Siswomiharjo 1922 1965 Jawa Tengah
156 Syafruddin Prawiranegara 1911 1989 Banten
157 Syarif Kasim II 1893 1968 Riau
158 Tahi Bonar Simatupang 1920 1990 Sumatera Utara
159 Tuanku Tambusai 1784 1882 Riau
160 Tan Malaka 1884 1949 Sumatera Barat
161 Thaha Syaifuddin 1816 1904 Jambi
162 Tirtayasa 1631 1683 Banten
163 Tirto Adhi Suryo 1880 1918 Jawa Tengah
164 Teuku Umar 1854 1899 Aceh
165 Untung Surapati 1660 1706 Jawa Timur
166 Urip Sumoharjo 1893 1948 Jawa Tengah
167 Wage Rudolf Supratman 1903 1938 DKI Jakarta
168 Wahid Hasyim 1914 1953 Jawa Timur
169 Wahidin Sudirohusodo 1852 1917 D.I. Yogyakarta
170 Wilhelmus Zakaria Johannes 1895 1952 Nusa Tenggara Timur
171 Yos Sudarso 1925 1962 Jawa Tengah
172 Yusuf Tajul Khalwati 1626 1699 Sulawesi Selatan
173 Zainal Mustafa 1907 1944 Jawa Barat
174 Zainul Arifin 1909 1963 Sumatera Utara

Pahlawan Nasional

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter