Daftar isi [ Tampil ]
Indonesia memiliki banyak sekali pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan NKRI. Gelar Pahlawan Nasional diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada pahlawan terdahulu yang berjuang melawan penjajah untuk memajukan Indonesia.
Berikut ini merupakan daftar 20 nama Pahlawan Indonesia beserta biografinya.
- Ahmad Yani
Pahlawan yang dikenal dengan Jenderal Ahmad Yani ini lahir tanggal 19 Juni 1922 di Purworejo, Jawa Tengah. Tahun 1927 Ahmad Yani dan keluarganya pindah ke Batavia dan bekerja untuk Belanda. Beliau menjalani wajib militer tahun 1940.
Tahun 1943 Jenderal Ahmad Yani bergabung dengan tentara militer bernama PETA atau Pembela Tanah Air yang disponsori oleh Jepang. Latihan militernya berada di Magelang yang kemudian membuatnya diangkat sebagai komandan peleton peta. Beliau kemudian dipindahkan ke Bogor dan kemudian kembali ke Magelang sebagai Instruktur.
- Cut Meutia
![]() |
Foto/Aceh Planet |
Dalam perjuangannya melawan penjajah, suami Cut Mutia gugur dan kemudian beliau menikah lagi atas wasiat suaminya. Beliau menikah dengan Pang Nagroe yang kemudian bersama-sama melawan penjajah di bawah pimpinan Teuku Muda Gantoe. Sayangnya dalam pertempuran di Paya Ciem, suami Cut Mutia gugur. Jasa-jasanya diabadikan dalam uang kertas Rp 1000.
- Cut Nyak Dhien
Salah satu tokoh Pahlawan Nasional perempuan yang cukup populer adalah Cut Nyak Dhien yang lahir tahun 1848 di Aceh. Semangatnya yang tinggi melawan penjajahan Belanda menjadi salah satu teladan bagi kaum-kaum wanita pada masanya.
Cut Nyak Dhien berjuang bersama suaminya yaitu Teuku Umar yang juga merupakan Pahlawan Nasional. Sembilan tahun setelah gugurnya sang suami, beliau wafat tepatnya pada tanggal 6 November 1908 di Jawa Barat.
Atas perjuangan gigihnya dalam melawan penjajahan Belanda, namanya diabadikan menjadi sebuah Bandar.
- Jenderal Sudirman
Jenderal Soedirman merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia yang dulunya menjabat sebagai Jenderal Besar TNI Anumerta Sudirman. Beliau sukses melawan penjajahan Belanda dengan melakukan perang gerilya dan serangan 1 Maret 1949.
Beliau lahir pada tahun 1916 dan diangkat menjadi panglima besar tahun 1948. Ketika terjadi Agresi Militer Belanda II, beliau bersama dokter pribadinya melakukan gerilya ke arah selatan. Beliau wafat tanggal 29 Januari 1950 di usia 34 tahun.
- R.A Kartini
Raden Ajeng Kartini merupakan pahlawan nasional yang menghabiskan masa hidupnya untuk memperjuangkan kesetaraan kaum perempuan. Apa yang beliau kerjakan menjadi pelopor kebangkitan wanita pribumi.
Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879 dan diharuskan menikah pada usia 24 tahun. Beliau menikah dengan Bupati Rembang Singgih Djojo Adhiningrt yang memiliki tiga istri. Suaminya memberikan kebebasan kepada Kartini untuk mendirikan sekolah wanita di Rembang.
Beliau wafat pada tanggal 17 September 1879 pada usia 25 tahun. Perjuangannya dalam mengutamakan emansipasi wanita kini diperingati sebagai Hari Kartini tepat pada tanggal ketika beliau lahir.
- Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara merupakan pahlawan nasional yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat. Beliau merupakan salah satu aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, politisi dan pelopor pendidikan untuk kaum pribumi pada zaman penjajahan Belanda.
Jasanya yang paling besar adalah dengan mendirikan Perguruan Tinggi Taman Siswa di Yogyakarta. Lembaga pendidikan ini memberikan kesempatan pada masyarakat pribumi untuk mendapatkan akses pendidikan.
Beliau lahir pada tanggal 2 Mei 1889 dan wafat pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta. Sepeninggal Ki Hajar Dewantara, beliau dinobatkan sebagai pahlawan nasional ke dua setelah Ir Soekarno.
- Mohammad Hatta
Mohammad Hatta merupakan pahlawan nasional yang dikenal dengan panggilan Bung Hatta. Beliau lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Bung Hatta merupakan wakil presiden pertama Republik Indonesia.
Bung Hatta merupakan seorang pejuang sekaligus seorang proklamator, negarawan serta ekonom. Beliau merupakan Bapak Koperasi Indonesia. Peran pentingnya dalam meraih kemerdekaan Republik Indonesia serta memproklamasikan kemerdekaan membuat beliau diangkat menjadi Pahlawan Nasional.
- Pangeran Antasari
Pangeran Antasari diangkat menjadi pahlawan nasional tahun 1968. Beliau lahir pada tahun 1979. Ketika berkuasa, beliau memimpin perang melawan penjajahan Belanda khususnya di daerah Banjar, Kalimantan Selatan.
Pangeran Antasari dalam perjuangannya tidak hanya sebagai sultan, namun juga pemimpin pemerintah, pemuka agama serta sebagai panglima perang. Jasa-jasanya sangat besar untuk mengusir penjajah dari tanah Banjar sehingga dianugerahi gelar sebagai pahlawan nasional dan kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 27 Maret 1968.
- Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro diberi gelar sebagai pahlawan nasional pada tanggal 6 November 1973. Beliau lahir di Yogyakarta tanggal 25 November pada tahun 1785 dan wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar.
Beliau merupakan keturunan dari keraton Yogyakarta yang kemudian berjuang melawan penjajah di Indonesia. Beliau dikenal dalam perang Diponegoro yang terjadi pada tahun 1825-1830 melawan pemerintahan Belanda.
Atas jasa-jasanya, kini nama Diponegoro banyak diabadikan sebagai nama jalan, nama stadion bahkan nama perguruan tinggi negeri.
- Pattimura
Pahlawan nasional Pattimura lebih sering dikenal dengan nama Kapitan Pattimura.pattimura lahir di Maluku pada tanggal 8 Juni 1783 dengan nama asli Thomas Matulessy.
Jasanya terhadap bangsa Indonesia sangat besar. Beliau memimpin perang pada tahun 1817 dan menyatukan semangat rakyat Ternate dan Tidore. Perang yang dikenal karena keganasannya adalah Perang Pattimura.
Ketika berjuang, beliau melawan penjajahan VOC Belanda. Beliau sebenarnya adalah mantan sersan di militer Inggris sebelum Belanda datang. Tidak heran jika beliau mahir dalam mengatur strategi perang dan menjadi pemimpin perang melawan penjajah. Tanggal 16 Mei 1817 beliau dinobatkan sebagai Kapitten Pattimura. Tahun 1973 beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional atas jasa-jasanya dalam melawan penjajah.
- Ir Soekarno
Presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno juga ditetapkan menjadi pahlawan nasional. Selain diberi gelar sebagai pahlawan nasional, beliau juga diberikan gelar sebagai proklamator kemerdekaan RI. Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya dan wafat tanggal 14 Maret 1980.
Jasa-jasanya cukup besar khususnya dalam membentuk fondasi terpenting bangsa. Beliau mencetuskan Dasar Negara Indonesia yang kini disebut Pancasila dan juga tokoh yang merancang teks proklamasi. Beliau merupakan seorang politikus cerdas dan orator yang handal yang mampu menguasai delapan bahasa asing. Beliau mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional pada tahun 2012 lalu.
- Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin dikenal sebagai raja yang menentang adanya penjajahan khususnya di wilayah Makassar. Beliau lahir di Makassar pada tanggal 12 Januari 1631 dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670.
Ketika beliau berkuasa sebagai raja, Gowa mencapai kejayaannya sehingga menjadi salah satu kerajaan terbesar di bagian timur pada abad 16. Sebagai raja, beliau menolak keras adanya monopoli perdagangan yang dilakukan oleh VOC Belanda. Meskipun sempat kalah dari Belanda karena perjanjian Bongaya, namun semangat kepahlawanannya patut untuk dijadikan contoh.
- Tan Malaka
Tan Malaka lahir pada tanggal 2 Juni 1897 di Sumatera Barat. Beliau diangkat menjadi pahlawan nasional pada tanggal 28 Maret 1963.
Beliau merupakan seorang aktivis kemerdekaan dan pendiri partai Murba. Jasa-jasanya semasa hidup adalah termasuk gagasan mengenai materialistik, dialog dan logika melalui karya-karyanya. Beliau juga merupakan politisi dan seorang intelektual yang pemikirannya cukup berpengaruh.
- Martha Christina Tiahahu
Martha Christina Tiahahu merupakan pahlawan nasional wanita yang masih sangat muda ketika ikut melawan penjajahan yang terjadi di Indonesia pada abad 18. Beliau lahir di Maluku pada tanggal 4 Januari 1800 dan meninggal pada tanggal 2 Januari 1818 dalam usianya yang belum menginjak 18 tahun.
Ketika beliau melawan penjajahan, umurnya baru menginjak 17 tahun. Ayah Martha merupakan seorang kapiten yang membantu Kapitan Pattimura dalam perang Pattimura yang terjadi pada tahun 1817 melawan kolonialisme Belanda.
Beliau tidak hanya berani mengangkat senjata secara langsung dalam perjuangannya, namun juga memberikan semangat kepada kaum-kaum wanita lainnya agar membantu para kaum pria yang berada di medan perang. Hasilnya, Belanda cukup kewalahan karena banyaknya wanita yang berjuang melawan mereka.
Semenjak ayahnya ditahan dan dieksekusi oleh Belanda, kondisi Martha semakin memburuk dan kesehatannya terganggu. Hingga akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhir dan kemudian disemayamkan di Laut Banda dengan penghormatan militer.
Atas jasa-jasanya yang begitu berani, beliau secara resmi dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 20 Mei 1969. Bahkan untuk mengenang jasa-jasanya, namanya diabadikan dalam sebuah perangko.
- Tuanku Imam Bonjol
Tuanku Imam Bondjol lahir di Sumatera Barat pada tanggal 1 Januari tahun 1772 merupakan seorang pemimpin, ulama sekaligus pejuang melawan penjajahan Belanda. Salah satu peperangan yang cukup terkenal adalah perang Padri yang terjadi pada tahun 1803 hingga 1838. Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya, pemerintah Indonesia menetapkan Tuanku Imam Bonjol sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 6 November 1973.
Perang Padri yang dipimpin oleh Imam Bonjol dan terjadi dalam waktu yang cukup lama meninggalkan memori terdalam bagi bangsa Indonesia. Perang tersebut terjadi antar sesama saudara karena adu domba Belanda pada belasan tahun pertama. Namun akhirnya Kaum Adat dan Kaum Paderi justru bersatu untuk melawan Belanda. Persatuan ditandai dengan menyetujui Plakat Puncak Pato.
Kegigihan Imam Bonjol yang berjuang melawan penjajah sampai titik penghabisan patut diapresiasi dan dihargai. Selain dikenang sebagai pahlawan nasional, Tuanku Imam Bonjol juga dikenang dengan menyematkan namanya pada perguruan tinggi, nama jalan bahkan melalui uang pecahan Rp 5000.
- Bung Tomo
Pahlawan nasional yang heroik dalam melawan penjajahan adalah Sutomo atau yang dikenal dengan nama Bung Tomo. Bung Tomo lahir di Surabaya pada tanggal 3 Oktober 1920 dan meninggal pada tanggal 7 Oktober 1981 di Arab Saudi.
Perannya dalam melawan penjajah yang paling heroik adalah ketika melawan kembalinya Belanda melalui NICA. Pertempuran yang terjadi pada tanggal 10 November 1945 tersebut menjadi bukti bahwa jasanya cukup besar. Kepemimpinannya pada perang kala itu memang tidak berhasil cukup baik, namun berhasil memukul mundur pasukan Inggris.
Tidak hanya menjadi pemimpin perang melawan penjajah, namun juga memberikan semangat kepada rakyat untuk terus berjuang melawan kembalinya Belanda yang ingin menguasai Indonesia.
Atas segala jasanya dalam ikut melawan penjajahan, Bung Tomo diberikan gelar pahlawan nasional pada tanggal 9 November 2007. Tanggal 10 November juga kini diperingati menjadi Hari Pahlawan untuk mengenang peristiwa heroik tersebut.
- Achmad Subarjo
Ahmad Soebarjo merupakan pahlawan nasional yang lahir di Karawang Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1896 dan meninggal pada tanggal 15 Desember 1978. Beliau merupakan tokoh penting pada masa kemerdekaan Indonesia.
Ketika masih muda, beliau aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui beberapa organisasi. Diantaranya adalah Jong Java dan melalui Persatuan Mahasiswa Indonesia di Belanda. Bersama dengan Bung Hatta, beliau menjadi delegasi untuk konferensi menentang imperialisme dan penjajahan. Kemudian beliau aktif menjadi anggota BPUPKI hingga menjadi anggota PPKI.
Achmad Soebarjo juga berperan penting dalam perumusan teks proklamasi bersama Bung Karno dan Bung Hatta di rumah Laksamana Muda Maeda. Setelah kemerdekaan Indonesia, beliau menjabat menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia pertama dan menjadi duta besar Indonesia untuk negara lain seperti Swiss.
Jasa-jasanya yang besar bagi bangsa Indonesia, pemerintah memberikan penghormatan dengan gelar pahlawan nasional pada tahun 2009.
- Teuku Umar
![]() |
id.wikipedia.org |
Teuku Umar berjuang melawan penjajahan Belanda ketika umurnya baru menginjak 19 tahun. Awalnya, beliau berjuang di kampungnya sendiri namun kemudian berjuang di Aceh Barat.
Sebelum menikah dengan Cut Nyak Dhien, beliau menikah dengan Nyak Sofiah dan Nyak Malighai. Bersama dengan Cut Nyak Dhien, Teuku Umar kembali berperang dengan melancarkan serangan terhadap pos-pos Belanda yang ada di Aceh.
Taktiknya yang terkenal yaitu berpura-pura menjadi antek Belanda yang bertujuan untuk mendapatkan senjata dari pihak Belanda. Taktiknya berhasil dan beliau diberikan kompensasi yang cukup besar. Ketika diperintah Belanda pada tugas merebut kapal Nicero, Teuku Umar merampas senjata Belanda dan kemudian kembali ke Aceh untuk melawan Belanda. Beliau membagikan senjata hasil rampasan ke rakyat dan berhasil merebut beberapa daerah. Strateginya yang berpura-pura menjadi antek Belanda dan kemudian melawan balik terjadi kembali. Hingga akhirnya beliau gugur dan Cut Nyak Dhien memutuskan untuk melanjutkan perjuangan suaminya.
Atas segala perjuangannya melawan penjajahan Belanda dan sebagai bentuk pengabdian, pemerintah menganugerahi gelar pahlawan nasional pada tahun 1973. Namanya juga diabadikan sebagai nama jalan, nama kapal hingga nama perguruan tinggi.
- Yos Sudarso
Laksamana Madya TNI Yosaphat Soedarso atau yang dikenal dengan nama Yos Soedarso merupakan pahlawan nasional yang lahir pada tanggal 24 November 1925 dan wafat pada tanggal 15 Januari tahun 1962.
Beliau gugur ketika melawan penjajahan Belanda dalam pertempuran Laut Aru setelah ditembak oleh kapal Belanda. Perjuangannya dalam memimpin perlawanan Belanda diabadikan sebagai nama kapal dan nama jalan.
- Radjiman Wedyodiningrat
![]() |
id.wikipedia.org |
Beliau merupakan pendiri Boedi Oetomo sekaligus menjabat sebagai ketua. Organisasi ini menjadi titik mulanya Indonesia mulai bersatu melawan penjajah. Jasa-jasanya menuju Indonesia merdeka cukup besar. Salah satunya terlibat aktif dalam pembentukan BPUPKI. Setelah kemerdekaan, beliau menjabat sebagai anggota KNIP serta memimpin sidang DPR untuk pertama kalinya.
Pemerintah Indonesia hingga tahun 2018 telah menetapkan sebanyak 165 pria dan 14 wanita sebagai pahlawan nasional. Semua pahlawan nasional berasal dari Sabang hingga Merauke dan dari berbagai kalangan yang memiliki jasa berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
Daftar Nama Pahlawan Nasional Indonesia & Asal Daerahnya Lengkap
![]() |
wikipedia.org |
No | Nama Pahlawan Nasional | Lahir | Wafat | Daeral Asalnya |
---|---|---|---|---|
1 | Abdul Halim | 1911 | 1988 | Sumatera Barat |
2 | Abdul Halim Majalengka | 1887 | 1962 | Jawa Barat |
3 | Abdul Haris Nasution | 1918 | 2000 | Sumatera Utara |
4 | Abdul Kadir | 1771 | 1875 | Kalimantan Barat |
5 | Abdul Malik Karim Amrullah | 1908 | 1981 | Sumatera Barat |
6 | Abdul Muis | 1883 | 1959 | Sumatera Barat |
7 | Abdul Rahman Saleh | 1909 | 1947 | D.I. Yogyakarta |
8 | Abdul Wahab Hasbullah | 1888 | 1971 | Jawa Timur |
9 | Andi Abdullah Bau Massepe | 1918 | 1947 | Sulawesi Selatan |
10 | Achmad Subarjo | 1896 | 1978 | Jawa Barat |
11 | Adam Malik | 1917 | 1984 | Sumatera Utara |
12 | Adnan Kapau Gani | 1905 | 1968 | Sumatera Barat |
13 | Nyi Ageng Serang | 1752 | 1828 | Jawa Tengah |
14 | Agus Salim | 1884 | 1954 | Sumatera Barat |
15 | Agustinus Adisucipto | 1916 | 1947 | D.I. Yogyakarta |
16 | Ahmad Dahlan | 1868 | 1934 | D.I. Yogyakarta |
17 | Ahmad Rifa’i | 1786 | 1870 | Jawa Tengah |
18 | Ahmad Yani | 1922 | 1965 | Jawa Tengah |
19 | Alimin | 1889 | 1964 | Jawa Tengah |
20 | Amir Hamzah | 1911 | 1946 | Sumatera Utara |
21 | Antasari | 1809 | 1862 | Kalimantan Selatan |
22 | Arie Frederik Lasut | 1918 | 1949 | Sulawesi Utara |
23 | As’ad Syamsul Arifin | 1897 | 1990 | Jawa Timur |
24 | Bagindo Azizchan | 1910 | 1947 | Sumatera Barat |
25 | Basuki Rahmat | 1921 | 1969 | Jawa Timur |
26 | Bernard Wilhelm Lapian | 1892 | 1977 | Sulawesi Utara |
27 | Teungku Chik di Tiro | 1836 | 1891 | Aceh |
28 | Cilik Riwut | 1918 | 1987 | Kalimantan Tengah |
29 | Cipto Mangunkusumo | 1886 | 1943 | Jawa Tengah |
30 | Cokroaminoto | 1883 | 1934 | Jawa Timur |
31 | Ernest Douwes Dekker | 1879 | 1950 | Jawa Timur |
32 | Dewi Sartika | 1884 | 1947 | Jawa Barat |
33 | Cut Nyak Dhien | 1850 | 1908 | Aceh |
34 | Diponegoro | 1785 | 1855 | D.I. Yogyakarta |
35 | Donald Izacus Panjaitan | 1925 | 1965 | Sumatera Utara |
36 | Eddy Martadinata | 1921 | 1966 | Jawa Barat |
37 | Fakhruddin | 1890 | 1929 | D.I. Yogyakarta |
38 | Fatmawati | 1923 | 1980 | Bengkulu |
39 | Ferdinand Lumbantobing | 1899 | 1962 | Sumatera Utara |
40 | Frans Kaisiepo | 1921 | 1979 | Papua |
41 | Gatot Mangkupraja | 1896 | 1968 | Jawa Barat |
42 | Gatot Subroto | 1907 | 1962 | Jawa Tengah |
43 | Halim Perdanakusuma | 1922 | 1947 | Jawa Timur |
44 | Hamengkubuwono I | 1717 | 1792 | D.I. Yogyakarta |
45 | Hamengkubuwono IX | 1912 | 1988 | D.I. Yogyakarta |
46 | Harun Bin Said | 1947 | 1968 | Jawa Timur |
47 | Hasan Basri | 1923 | 1984 | Kalimantan Selatan |
48 | Hasanuddin | 1631 | 1670 | Sulawesi Selatan |
49 | Hasyim Asy’ari | 1875 | 1947 | Jawa Timur |
50 | Hazairin | 1906 | 1975 | Sumatera Barat |
51 | Herman Johannes | 1912 | 1992 | Nusa Tenggara Timur |
52 | Ida Anak Agung Gde Agung | 1921 | 1999 | Bali |
53 | Idham Chalid | 1921 | 2010 | Kalimantan Selatan |
54 | Ilyas Yakoub | 1903 | 1958 | Sumatera Barat |
55 | Tuanku Imam Bonjol | 1772 | 1864 | Sumatera Barat |
56 | Radin Inten II | 1834 | 1856 | Lampung |
57 | Iskandar Muda | 1593 | 1636 | Aceh |
58 | Ismail Marzuki | 1914 | 1958 | DKI Jakarta |
59 | Iswahyudi | 1918 | 1947 | Jawa Timur |
60 | Iwa Kusumasumantri | 1899 | 1971 | Jawa Barat |
61 | Izaak Huru Doko | 1913 | 1985 | Nusa Tenggara Timur |
62 | Jamin Ginting | 1921 | 1974 | Sumatera Utara |
63 | Janatin | 1943 | 1968 | Jawa Tengah |
64 | Jatikusumo | 1917 | 1992 | Jawa Tengah |
65 | Andi Jemma | 1935 | 1965 | Sulawesi Selatan |
66 | Johannes Abraham Dimara | 1916 | 2000 | Papua |
67 | Johannes Leimena | 1905 | 1977 | Maluku |
68 | Juanda Kartawijaya | 1911 | 1963 | Jawa Barat |
69 | Karel Satsuit Tubun | 1928 | 1965 | Maluku |
70 | Kartini | 1879 | 1904 | Jawa Tengah |
71 | Ignatius Joseph Kasimo | 1900 | 1986 | D.I. Yogyakarta |
72 | Katamso Darmokusumo | 1923 | 1965 | Jawa Tengah |
73 | I Gusti Ketut Jelantik | Tidak diketahui | 1849 | Bali |
74 | I Gusti Ketut Puja | 1904 | 1957 | Bali |
75 | Ki Bagus Hadikusumo | 1890 | 1954 | D.I. Yogyakarta |
76 | Ki Hajar Dewantara | 1889 | 1959 | D.I. Yogyakarta |
77 | Ki Sarmidi Mangunsarkoro | 1904 | 1957 | Jawa Tengah |
78 | Kiras Bangun | 1852 | 1942 | Sumatera Utara |
79 | Kusumah Atmaja | 1898 | 1952 | Jawa Barat |
80 | La Maddukelleng | 1700 | 1765 | Sulawesi Selatan |
81 | Lafran Pane | 1922 | 1991 | D.I. Yogyakarta |
82 | Lambertus Nicodemus Palar | 1900 | 1981 | Sulawesi Utara |
83 | John Lie | 1911 | 1988 | Sulawesi Utara |
84 | Mahmud Badaruddin II | 1767 | 1852 | Sumatera Selatan |
85 | Sultan Mahmud Riayat Syah | 1760 | 1812 | Kepulauan Riau |
86 | Malahayati | Abad ke-15 | 1604 | Aceh |
87 | Mangkunegara I | 1725 | 1795 | Jawa Tengah |
88 | Andi Mappanyukki | 1885 | 1967 | Sulawesi Selatan |
89 | Maria Walanda Maramis | 1872 | 1924 | Sulawesi Utara |
90 | Martha Christina Tiahahu | 1800 | 1818 | Maluku |
91 | Marthen Indey | 1912 | 1986 | Papua |
92 | Mas Isman | 1924 | 1982 | Jawa Timur |
93 | Mas Mansur | 1896 | 1946 | Jawa Timur |
94 | Mas Tirtodarmo Haryono | 1924 | 1965 | Jawa Timur |
95 | Maskun Sumadireja | 1907 | 1986 | Jawa Barat |
96 | Cut Nyak Meutia | 1870 | 1910 | Aceh |
97 | Mohammad Hatta | 1902 | 1980 | Sumatera Barat |
98 | Mohammad Husni Thamrin | 1894 | 1941 | DKI Jakarta |
99 | Mohammad Natsir | 1908 | 1993 | Sumatera Barat |
100 | Teuku Muhammad Hasan | 1906 | 1997 | Aceh |
101 | Muhammad Mangundiprojo | 1905 | 1988 | Jawa Tengah |
102 | Muhammad Yamin | 1903 | 1962 | Sumatera Barat |
103 | Mohammad Yasin | 1920 | 2012 | Sulawesi Tenggara |
104 | Muhammad Zainuddin Abdul Madjid | 1898 | 1997 | Nusa Tenggara Barat |
105 | Mustopo | 1913 | 1986 | Jawa Timur |
106 | Muwardi | 1907 | 1948 | Jawa Tengah |
107 | Nani Wartabone | 1907 | 1986 | Gorontalo |
108 | I Gusti Ngurah Made Agung | 1876 | 1906 | Bali |
109 | I Gusti Ngurah Rai | 1917 | 1946 | Bali |
110 | Nuku Muhammad Amiruddin | 1738 | 1805 | Maluku Utara |
111 | Noer Alie | 1914 | 1992 | Jawa Barat |
112 | Teuku Nyak Arif | 1899 | 1946 | Aceh |
113 | Opu Daeng Risaju | 1880 | 1964 | Sulawesi Selatan |
114 | Oto Iskandar di Nata | 1897 | 1945 | Jawa Barat |
115 | Pajonga Daeng Ngalie | 1901 | 1958 | Sulawesi Selatan |
116 | Pakubuwono VI | 1807 | 1849 | Jawa Tengah |
117 | Pakubuwono X | 1866 | 1939 | Jawa Tengah |
118 | Pattimura | 1783 | 1817 | Maluku |
119 | Pierre Tendean | 1939 | 1965 | DKI Jakarta |
120 | Pong Tiku | 1846 | 1907 | Sulawesi Selatan |
121 | Raja Ali Haji | 1809 | kr. 1870 | Kepulauan Riau |
122 | Raja Haji Fisabilillah | 1727 | 1784 | Riau |
123 | Rajiman Wediodiningrat | 1879 | 1952 | D.I. Yogyakarta |
124 | Ranggong Daeng Romo | 1915 | 1947 | Sulawesi Selatan |
125 | Rasuna Said | 1910 | 1965 | Sumatera Barat |
126 | Robert Wolter Monginsidi | 1925 | 1949 | Sulawesi Selatan |
127 | Saharjo | 1909 | 1963 | Jawa Tengah |
128 | Sam Ratulangi | 1890 | 1949 | Sulawesi Utara |
129 | Samanhudi | 1878 | 1956 | Jawa Tengah |
130 | Silas Papare | 1918 | 1978 | Papua |
131 | Sisingamangaraja XII | 1849 | 1907 | Sumatera Utara |
132 | Siswondo Parman | 1918 | 1965 | Jawa Tengah |
133 | Siti Hartinah | 1923 | 1996 | Jawa Tengah |
134 | Siti Walidah | 1872 | 1946 | D.I. Yogyakarta |
135 | Slamet Riyadi | 1927 | 1950 | Jawa Tengah |
136 | Sudirman | 1916 | 1950 | Jawa Tengah |
137 | Albertus Sugiyapranata | 1896 | 1963 | Jawa Tengah |
138 | Sugiyono Mangunwiyoto | 1926 | 1965 | D.I. Yogyakarta |
139 | Suharso | 1912 | 1971 | Jawa Tengah |
140 | Sukarjo Wiryopranoto | 1903 | 1962 | Jawa Tengah |
141 | Sukarni | 1916 | 1971 | Jawa Timur |
142 | Sukarno | 1901 | 1970 | Jawa Timur |
143 | Sultan Agung | 1591 | 1645 | D.I. Yogyakarta |
144 | Andi Sultan Daeng Radja | 1894 | 1963 | Sulawesi Selatan |
145 | Supeno | 1916 | 1949 | Jawa Tengah |
146 | Supomo | 1903 | 1958 | Jawa Tengah |
147 | Suprapto | 1920 | 1965 | Jawa Tengah |
148 | Supriyadi | 1925 | 1945 | Jawa Timur |
149 | Suroso | 1893 | 1981 | Jawa Timur |
150 | Suryo | 1896 | 1948 | Jawa Timur |
151 | Suryopranoto | 1871 | 1959 | D.I. Yogyakarta |
152 | Sutan Syahrir | 1909 | 1966 | Sumatera Barat |
153 | Soetomo | 1888 | 1938 | Jawa Timur |
154 | Sutomo | 1920 | 1981 | Jawa Timur |
155 | Sutoyo Siswomiharjo | 1922 | 1965 | Jawa Tengah |
156 | Syafruddin Prawiranegara | 1911 | 1989 | Banten |
157 | Syarif Kasim II | 1893 | 1968 | Riau |
158 | Tahi Bonar Simatupang | 1920 | 1990 | Sumatera Utara |
159 | Tuanku Tambusai | 1784 | 1882 | Riau |
160 | Tan Malaka | 1884 | 1949 | Sumatera Barat |
161 | Thaha Syaifuddin | 1816 | 1904 | Jambi |
162 | Tirtayasa | 1631 | 1683 | Banten |
163 | Tirto Adhi Suryo | 1880 | 1918 | Jawa Tengah |
164 | Teuku Umar | 1854 | 1899 | Aceh |
165 | Untung Surapati | 1660 | 1706 | Jawa Timur |
166 | Urip Sumoharjo | 1893 | 1948 | Jawa Tengah |
167 | Wage Rudolf Supratman | 1903 | 1938 | DKI Jakarta |
168 | Wahid Hasyim | 1914 | 1953 | Jawa Timur |
169 | Wahidin Sudirohusodo | 1852 | 1917 | D.I. Yogyakarta |
170 | Wilhelmus Zakaria Johannes | 1895 | 1952 | Nusa Tenggara Timur |
171 | Yos Sudarso | 1925 | 1962 | Jawa Tengah |
172 | Yusuf Tajul Khalwati | 1626 | 1699 | Sulawesi Selatan |
173 | Zainal Mustafa | 1907 | 1944 | Jawa Barat |
174 | Zainul Arifin | 1909 | 1963 | Sumatera Utara |
Pahlawan Nasional
Post a Comment
Post a Comment