Daftar isi [ Tampil ]
Burung cucak rowo adalah satu dari sekian banyak jenis burung yang perlu dilestarikan di Indonesia. Berikut adalah beberapa fakta yang menarik untuk dipelajari tentang burung cucak rowo.
1. Burung dengan nama ilmiah Pycnonotus zeylanicus ini memiliki banyak nama sebutan yang disesuaikan dengan warna bulu kuning jerami pucat yang ada di kepalanya, seperti straw headed Bulbul (Inggris), Cangkurawah (Sunda), Barau-barau (Melayu), atau cucak rowo (Jawa).
2. Hewan yang satu ini memiliki habitat utama rawa-rawa yang ada di tepi hutan atau tepi sungai. Agar terhindar dari predator maupun pemburu, umumnya burung ini akan bersembunyi di balik dedaunan dan sering berkicau dengan suaranya yang khas. Namun demikian, hewan yang satu ini juga banyak ditemukan di kawasan hutan hujan tropis.
3. Burung cucak rowo termasuk omnivora yang dapat memangsa serangga dan siput air, namun juga memanfaatkan buah lunak sebagai makanannya.
4. Hewan yang satu ini memiliki suara yang merdu dan melengking, terkadang suara yang terdengar terasa jauh lebih merdu jika dibanding dengan burung merbah lainnya, karena suaranya yang berirama dan jernih.
5. Hingga saat ini, Burung cucak rowo dimasukkan oleh IUCN kedalam hewan yang wajib dilindungi karena populasinya yang terus menurun. Untuk penggolongan terbaru, hewan yang satu ini masuk kedalam kategori VU (vulnerable) yang artinya hampir punah.
6. Burung yang satu ini memiliki ukuran sedang dengan panjang total dapat mencapai 28cm. Terkait dengan ukuran, burung jantan memiliki ukuran tubuh sedikit lebih besar dibanding hewan betina.
7. Keunikan juga terletak dari perpaduan warna bulunya, dimana warna mahkota kepala adalah jingga atau kuning jerami. Sedangkan untuk sisi dagu dan garis yang melewati mata berwarna hitam.
8. Punggung burung akan terlihat berwarna coklat zaitun dengan garis putih, sayap dan ekor berwarna hijau coklat zaitun, pantat berwarna kuning terang, perut serta dada juga berwarna abu-abu.
9. Mata burung cucak rowo berukuran kecil dengan iris yang berwarna kemerahan dengan paruh berbentuk lancip berwarna hitam.
10. Musuh alami cucak rowo adalah ular dan binatang hutan lainnya, itu sebabnya sarang yang dibuat oleh burung umumnya juga menggabungkan sususan ranting sebagai bentuk pertahanan diri terhadap pemangsa.
11. Musim kawin untuk burung cucak rowo akan datang saat bulan Juli hingga September, dimana pada saat itu pejantan dan betina akan membuat sarang secara bersamaan di pucuk ranting tertinggi. Hal tersebut dilakukan agar saat betina mengeluarkan 2-4 butir telur, maka telur yang dihasilkan dapat menetas sempurna.
12. Anakan burung cucak rowo umumnya akan terus hidup bersama induknya hingga usia 3 bulan sebelum kuat mencari makan sendiri.
13. Hewan yang satu ini termasuk hewan berdarah panas dan mampu beradaptasi dengan baik, sehingga saat cuaca di sekitar berubah menjadi ekstrim, burung tetap dapat bertahan diatas sarang.
14. Hewan yang satu ini lebih senang hidup berkelompok, karena hal tersebut akan mengamankan burung dari serangan pemangsa.
15. Hewan yang satu ini lebih senang mengumpulkan makanan di siang hari dibanding malam hari untuk menghindari pemangsa.
16. Burung cucak rawa memiliki tingkatan suara yang dikelompokkan oleh para penggemar burung dan hal tersebut umumnya berpengaruh saat individu burung yang bersangkutan diikutkan dalam perlombaan. Berikut adalah beberapa tingkatan individu cucak rowo.
a. Gedongan. Sebutan ini dialamatkan untuk cucak rowo yang memiliki kicauan hampir sama seperti kicau burung lain dan umumnya jenis gedongan ini memiliki jenis kelamin betina yang kurang terlatih dan terawat.
b. Engkel. Sebutan ini dialamatkan pada burung cucak rowo yang memiliki kualitas suara setingkat lebih tinggi daripada cucak rowo gedongan. Namun demikian, suara yang dihasilkan masih cenderung kurang nyaring jika dibandingkan suara burung lain.
c. Engkel panjang. Sebutan yang satu ini dialamatkan pada burung cucak rowo jantan yang pandai berkicau, hanya saja suara kicauan yang dihasilkan masih terdengar tanpa irama yang jelas. Untk jenis ini, umumnya suara yang dihasilkan akan semakin baik ketika perawatan lebih diperhatikan dan pelatihan irama dilakukan lebih sering.[]
1. Burung dengan nama ilmiah Pycnonotus zeylanicus ini memiliki banyak nama sebutan yang disesuaikan dengan warna bulu kuning jerami pucat yang ada di kepalanya, seperti straw headed Bulbul (Inggris), Cangkurawah (Sunda), Barau-barau (Melayu), atau cucak rowo (Jawa).
2. Hewan yang satu ini memiliki habitat utama rawa-rawa yang ada di tepi hutan atau tepi sungai. Agar terhindar dari predator maupun pemburu, umumnya burung ini akan bersembunyi di balik dedaunan dan sering berkicau dengan suaranya yang khas. Namun demikian, hewan yang satu ini juga banyak ditemukan di kawasan hutan hujan tropis.
3. Burung cucak rowo termasuk omnivora yang dapat memangsa serangga dan siput air, namun juga memanfaatkan buah lunak sebagai makanannya.
4. Hewan yang satu ini memiliki suara yang merdu dan melengking, terkadang suara yang terdengar terasa jauh lebih merdu jika dibanding dengan burung merbah lainnya, karena suaranya yang berirama dan jernih.
5. Hingga saat ini, Burung cucak rowo dimasukkan oleh IUCN kedalam hewan yang wajib dilindungi karena populasinya yang terus menurun. Untuk penggolongan terbaru, hewan yang satu ini masuk kedalam kategori VU (vulnerable) yang artinya hampir punah.
6. Burung yang satu ini memiliki ukuran sedang dengan panjang total dapat mencapai 28cm. Terkait dengan ukuran, burung jantan memiliki ukuran tubuh sedikit lebih besar dibanding hewan betina.
7. Keunikan juga terletak dari perpaduan warna bulunya, dimana warna mahkota kepala adalah jingga atau kuning jerami. Sedangkan untuk sisi dagu dan garis yang melewati mata berwarna hitam.
8. Punggung burung akan terlihat berwarna coklat zaitun dengan garis putih, sayap dan ekor berwarna hijau coklat zaitun, pantat berwarna kuning terang, perut serta dada juga berwarna abu-abu.
9. Mata burung cucak rowo berukuran kecil dengan iris yang berwarna kemerahan dengan paruh berbentuk lancip berwarna hitam.
10. Musuh alami cucak rowo adalah ular dan binatang hutan lainnya, itu sebabnya sarang yang dibuat oleh burung umumnya juga menggabungkan sususan ranting sebagai bentuk pertahanan diri terhadap pemangsa.
11. Musim kawin untuk burung cucak rowo akan datang saat bulan Juli hingga September, dimana pada saat itu pejantan dan betina akan membuat sarang secara bersamaan di pucuk ranting tertinggi. Hal tersebut dilakukan agar saat betina mengeluarkan 2-4 butir telur, maka telur yang dihasilkan dapat menetas sempurna.
12. Anakan burung cucak rowo umumnya akan terus hidup bersama induknya hingga usia 3 bulan sebelum kuat mencari makan sendiri.
13. Hewan yang satu ini termasuk hewan berdarah panas dan mampu beradaptasi dengan baik, sehingga saat cuaca di sekitar berubah menjadi ekstrim, burung tetap dapat bertahan diatas sarang.
14. Hewan yang satu ini lebih senang hidup berkelompok, karena hal tersebut akan mengamankan burung dari serangan pemangsa.
15. Hewan yang satu ini lebih senang mengumpulkan makanan di siang hari dibanding malam hari untuk menghindari pemangsa.
16. Burung cucak rawa memiliki tingkatan suara yang dikelompokkan oleh para penggemar burung dan hal tersebut umumnya berpengaruh saat individu burung yang bersangkutan diikutkan dalam perlombaan. Berikut adalah beberapa tingkatan individu cucak rowo.
a. Gedongan. Sebutan ini dialamatkan untuk cucak rowo yang memiliki kicauan hampir sama seperti kicau burung lain dan umumnya jenis gedongan ini memiliki jenis kelamin betina yang kurang terlatih dan terawat.
b. Engkel. Sebutan ini dialamatkan pada burung cucak rowo yang memiliki kualitas suara setingkat lebih tinggi daripada cucak rowo gedongan. Namun demikian, suara yang dihasilkan masih cenderung kurang nyaring jika dibandingkan suara burung lain.
c. Engkel panjang. Sebutan yang satu ini dialamatkan pada burung cucak rowo jantan yang pandai berkicau, hanya saja suara kicauan yang dihasilkan masih terdengar tanpa irama yang jelas. Untk jenis ini, umumnya suara yang dihasilkan akan semakin baik ketika perawatan lebih diperhatikan dan pelatihan irama dilakukan lebih sering.[]
Post a Comment
Post a Comment