10 Fakta Menarik Tentang Banteng, Kerabat Dekat Sapi Yang Terancam Punah

Post a Comment
Daftar isi [ Tampil ]
Banteng atau hewan yang memiliki nama ilmiah Bos javanicus ini termasuk hewan yang masih berkerabat dekat dengan sapi dan pada saat ini populasinya di beberapa wilayah Indonesia mulai menurun karena perburuan dan pembukaan lahan oleh manusia.

Jika kamu ingin ikut melestarikan hewan yang satu ini, berikut adalah fakta tentang banteng yang perlu kamu ketahui.

10 Fakta Menarik Tentang Banteng, Kerabat Dekat Sapi Yang Terancam Punah

1. Hewan herbivor
Karena masih berkerabat dengan sapi, hewan yang satu ini tergolong hewan herbivora atau pemakan tumbuhan, baik rumput, daun, maupun buah. Ketika hidup di alam liar, umumnya banteng akan menyukai beberapa spesies rumput diantaranya Paspalum conjugatum, Cynodon dactylon, dan Ischaemum muticum.

2. Memiliki enzim selulase
Sebagai herbivora yang masih berkerabat dengan hewan ruminansia, banteng juga memiliki 4 jenis lambung yang membantu pencernaan dan penyerapan makanan. Pada saat mencerna rumput, organ tubuhnya mengeluarkan enzim selulase yang bermanfaat menghaluskan rumput agar lebih mudah dicerna tubuh.

3. Lama hidup dan area persebaran
Banteng termasuk hewan yang mampu bertahan hidup cukup lama, rata-rata hewan dewasa bisa hidup hingga 20 tahun dengan sistem strategi adaptasi yang baik. Banteng sendiri adalah hewan yang mampu hidup di area dataran rendah hingga dataran dengan ketinggian 2.100 mdpl. Banyak ditemukan di berbagai area Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan negara lainnya).

4. Habitat hidup dan kemampuan adaptasi
Hewan yang satu ini banyak ditemukan di kawasan hutan tropis yang memiliki kanopi lebat atau hutan yang penuh semak sebagai lokasi untuk pertahanan diri dari pemangsa. Adaptasi dari hewan ini juga cukup tinggi, terbukti dari karakteristik hewan yang tidak pernah melakukan migrasi dan mampu hidup berdampingan dengan manusia di area pertanian.

5. Berdarah panas
Hewan yang satu ini memiliki kebiasaan yang hampir sama dengan sapi yaitu berkubang di lumpur ketika suhu udara di lingkungan terasa cukup ekstrim. Hal tersebut dilakukan agar kulit tubuhnya terasa tetap hangat dan hewan tidak mengalami peristiwa dehidrasi. Kebiasaan tersebut juga sesuai dengan kriteria banteng sebagai hewan berdarah panas atau homoioterm, dimana suhu tubuh tidak akan berubah menurut lingkungan, namun diperlukan prosedur tertentu untuk menstabilkan suhu di lingkungan ekstrim.

6. Nokturnal dan diurnal
Hewan banteng termasuk hewan yang mampu beraktivitas di siang hari (diurnal) maupun malam hari (nokturnal), namun ketika hewan ini hidup berdampingan dengan manusia, banteng cenderung melakukan aktivitasnya di malam hari.

7. Masa kehamilan        
Banteng memiliki masa kehamilan sekitar 9 bulan lebih 15 hari atau sekitar 285 dan dalam setiap kehamilan, individu betina hanya mampu mengandung dan melahirkan satu anakan saja. Hal ini juga ikut mendasari cepatnya kepunahan spesies. Setelah dilahirkan anakan banteng akan terus berjalan mengikuti pada induknya dan disapih di usia 6-9 bulan.

8. Hidup berkelompok
Hewan yang satu ini selalu hidup dalam kelompok. Hewan pejantan dan betina dewasa akan membentuk kelompok dengan jumlah 2-40 ekorbanteng. Hal tersebut umumnya dilakukan sebagai bentuk pertahanan terhadap pemangsa. Sedangkan untuk yang masih sangat muda biasanya akan membentuk kelompok kecil dibelakang kawanan.

9. Pembeda jantan dan betina
Hewan banteng jantan dan betina dapat dibedakan baik melalui bentuk maupun penanda fisik. Hewan jantan akan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan berat dibanding individu betina. Umumnya hewan jantan akan memiliki berat tubuh sekitar 600-800kg.

Jika dilihat dari segi warna kulit, hewan pejantan berwarna biru kehitaman atau coklat gelap dengan punuk di pundaknya. Sedangkan untuk hewan betina warna kulitnya coklat kemerahan tanpa punuk serta bagian moncong warna putih. Jika dilihat dari bentuk tanduk, maka yang membedakan individu jantan dan betina adalah arah lengkung tanduk, dimana untuk betina tanduk mengarah kedalam, sementara tanduk jantan mengarah keatas.

10. Masuk kriteria “endangered”
Hewan yang satu ini kini masuk dalam kategori endangered baik di Indonesia maupun konservasi internasional. Hal tersebut didasari fakta bahwa banteng  yang tersebar di beberapa wilayah di dunia hanya mencapai kisaran jumlah 8.000 ekor. Kejadian endangered (terancam punah) sendiri didasari oleh beberapa hal mulai dari persaingan dengan predator atau pemangsa (hewan Ajag atau Cuon alpinus), pembukaaan lahan yang berlebihan, perburuan liar oleh orang tidak bertanggungjawab. Semoga bahasan diatas bisa membantu Anda semakin memahami banteng.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter