Daftar isi [ Tampil ]
Udara pagi masih terasa dingin membuat seorang manusia pasti enggan menarik selimut dari tubuhnya , embun masih membasahi dedaunan ketika kudengar kumandang adzan subuh dari masjid dekat rumahku ingin rasanya menyambut suara adzan itu dengan segera bangun dan berwudhu kemudian bergegas ke masjid untuk sholat subuh berjamaah tetapi mata ini masih sulit untuk kubuka karena aku baru tidur jam dua pagi ditambah siangnya habis melakukan perjalanan pulang yang cukup jauh kira-kira 500km jaraknya dari kota tempatku mengadu nasib mengais receh-receh rupiah menuju kampung tempat aku dilahirkan dan dibesarkan oleh kedua orang tuaku tercinta dan kampung tempatku tumbuh besar dengan berbagai kenangan manis bersama saudara-saudaraku , teman sebaya yang juga kini mereka banyak yang mengadu nasib ke kota orang seperti jakarta dan tangerang .
Karena mata dan tubuhku sulit di ajak kompromi akhirnya aku sholat dirumah itu pun kesiangan , syukur masih bisa sholat subuh walaupun lumayan kesiangan .
Harum bau tanah dapat kucium dengan jelas ketika aku keluar ke halaman rumahku masih nampak sisa-sisa hujan semalam cukup deras nampaknya . udara pagi masih juga cukup dingin bagiku walaupun desaku tidak terletak di kaki gunung dan tidak juga di dataran tinggi mungkin karena tubuh ini sudah terbiasa dengan udara panas di kota yang sering membuat banjir keringat . Pucuk daun masih nampak basah entah itu embun atau air sisa hujan semalam , kabut masih terlihat tipis menyelimuti sekitar halaman rumah matahari mulai malu-malu menampakkan sinarnya , suara burung mulai riuh ramai pertanda mereka akan berangkat mencari makan .
Kuamati sekitar nampak para warga sudah mulai beraktivitas ada yang pergi ke pasar ke sawah dan aktivitas mereka lainnya . Ibuku sendiri sudah repot dari jam lima pagi memasak di dapur membuat sarapan untuk kami sekeluarga sedang bapakku sudah sibuk membersihkan halaman rumah dari daun-daun kering yang bertebaran .
Setahun sekali memang nikmat sekali merasakan suasana pagi seperti itu di kampung sendiri yups setahun sekali atau terkadang bisa dua kali jika ada waktu libur yang berlebih tentunya di karenakan aku sudah 7 tahun merantau ke kota yang katanya terbesar di jawa timur kota pahlawan tepatnya . memang banyak anak muda kampungku jika lulus dari sekolah menengah atas akan pergi merantau mengadu nasib ke kota besar seperti jakarta , bekasi , tangerang yang disana kata orang bisa mudah mendapatkan pekerjaan . Didesaku sendiri memang sangat minim lapangan kerja di karenakan kurangnya pabrik , memang ada tetapi itu pabrik rokok kecil dan pabrik kerupuk . kebanayakan warga desa berprofesi sebagai petani , pedagang , buruh tani , tukang bangunan dan lainnya .
Sepeti itulah kiranya gambaran pagi hari setelah pulang menjelang hari raya idul fitri atau orang biasa bilang MUDIK ke kampung halaman tercinta setahun sekali memang tetapi itulah saat yang paling dinanti dan dirindukan oleh perantau seperti saya karena bisa kembali berkumpul dengan keluarga tercinta dengan teman-teman sepermainan dengan saudara-saudara dan disaat inilah akan banyak yang berbagi cerita tentang kisah mereka di kota orang .
Mudik ingin rasanya kembali mudik tahun ini dengan segera tinggal menunggu hari lagi .......
Karena mata dan tubuhku sulit di ajak kompromi akhirnya aku sholat dirumah itu pun kesiangan , syukur masih bisa sholat subuh walaupun lumayan kesiangan .
Harum bau tanah dapat kucium dengan jelas ketika aku keluar ke halaman rumahku masih nampak sisa-sisa hujan semalam cukup deras nampaknya . udara pagi masih juga cukup dingin bagiku walaupun desaku tidak terletak di kaki gunung dan tidak juga di dataran tinggi mungkin karena tubuh ini sudah terbiasa dengan udara panas di kota yang sering membuat banjir keringat . Pucuk daun masih nampak basah entah itu embun atau air sisa hujan semalam , kabut masih terlihat tipis menyelimuti sekitar halaman rumah matahari mulai malu-malu menampakkan sinarnya , suara burung mulai riuh ramai pertanda mereka akan berangkat mencari makan .
Kuamati sekitar nampak para warga sudah mulai beraktivitas ada yang pergi ke pasar ke sawah dan aktivitas mereka lainnya . Ibuku sendiri sudah repot dari jam lima pagi memasak di dapur membuat sarapan untuk kami sekeluarga sedang bapakku sudah sibuk membersihkan halaman rumah dari daun-daun kering yang bertebaran .
Setahun sekali memang nikmat sekali merasakan suasana pagi seperti itu di kampung sendiri yups setahun sekali atau terkadang bisa dua kali jika ada waktu libur yang berlebih tentunya di karenakan aku sudah 7 tahun merantau ke kota yang katanya terbesar di jawa timur kota pahlawan tepatnya . memang banyak anak muda kampungku jika lulus dari sekolah menengah atas akan pergi merantau mengadu nasib ke kota besar seperti jakarta , bekasi , tangerang yang disana kata orang bisa mudah mendapatkan pekerjaan . Didesaku sendiri memang sangat minim lapangan kerja di karenakan kurangnya pabrik , memang ada tetapi itu pabrik rokok kecil dan pabrik kerupuk . kebanayakan warga desa berprofesi sebagai petani , pedagang , buruh tani , tukang bangunan dan lainnya .
Sepeti itulah kiranya gambaran pagi hari setelah pulang menjelang hari raya idul fitri atau orang biasa bilang MUDIK ke kampung halaman tercinta setahun sekali memang tetapi itulah saat yang paling dinanti dan dirindukan oleh perantau seperti saya karena bisa kembali berkumpul dengan keluarga tercinta dengan teman-teman sepermainan dengan saudara-saudara dan disaat inilah akan banyak yang berbagi cerita tentang kisah mereka di kota orang .
Mudik ingin rasanya kembali mudik tahun ini dengan segera tinggal menunggu hari lagi .......